Jumat, 27 Oktober 2017

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PENCERNAAN MAKANAN PADA 
PARAMECIUM CAUDATUM

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah 
Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu Oleh : Siti Nurkamilah, M.Pd) 

Disusun Oleh : 
                                       1.      Nadia Muwahidah                                 15542031
           2.      Adelisna                                                15543005
           3.      Yani Juniarti                                          15543007
           4.      Dini Rahmayanti                                   15544005
           5.      Teguh Imshan karim                              15544006
                                       6.      Neng Saadatul Muharomah                   15544007




Program Studi Pendidikan Biologi
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut
STKIP-GARUT
2017
 



                    I.              Judul Percobaan

                         Kultur murni dan sistem pencernaan Paramecium caudatum

                    II.            Tujun  Percobaan

                       Setelah melakukan kegiatan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui proses siklosis dan pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna (defekasi) pada Paramecium sp.


                   III.            Alat dan Bahan Percobaan
                         Alat-alat yang di butuhkan :
                         1. Mikroskof
                         2. Gelas Kimia ukuran 500 mL
                         3. Pipet tetes
                          4. Kaki tiga dan Kasa asbes
                         5. Pembakar Spirtus
                        6. Kaca Objek dan Cover Glass
                     7. Thermometer
                     Bahan-bahan yang diperlukan  
                      8. Tissu
                      9. Jerami
                      10. Air sawah
                      11. Larutan Ragi
                     12. Carmin


             IV.    Landasan Teori

Paramaecium sp , merupakan salah satu spesies dari Kelas Ciliata, Filum Protozoa. Hewan ini seluruh permukaan tubuhnya bersilia yang berfungsi sebagai alat gerak. Paramaecium biasanya hidup di air tawar dan mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk. Hewan ini mudah dibiakkan di dalam laboratorium dengan mendidihkan air dicampuri jerami.

Pada pengamatan secara mikroskopis mudah teramati inti yang terdiri dari makronukleus dan mikronukleus, vakuola kontraktil, vakuola makanan dan “rongga mulut”.  Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarkannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makanan masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (= oral grove), lalu masuk ke dalam sitostoma (“mulut”). Pada saat sampai di mulut makanan didorong dimasukkan ke dalam sitofaring (Prasad, 1980). Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring dibentuk vakuola makanan. Gerakan makanan dimulai dari “mulut” sampai ke sitofaring dibantu oleh gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Pembentukan vakuola makanan dapat terjadi setiap 5 menit.

Pencernaan makanan didalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan tersebut bergerak didalam sitoplasma (gerak siklosis). Gerak siklosis dimulai dari “mulut” ke arah posterior, kemudian ke arah anterior dan aboral, selanjutnya kembali ke posterior. Pengeluaran sisa pencernaan melalui “sitopage” (anus). Sitopage terletak di posterior “mulut”.

Proses pencernaan terjadi pada saat siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Pada awalnya vakuola makanan bersifat basa, kemudian berubah menjadi asam dan akhirnya menjadi basa lagi. Hasil pencernaan ini akan berdifusi ke dalam sitoplasma.

Rongga makanan yang bergerak secara siklosis secara bertahap akan mengecil ukurannya karena proses digesti dan absorbsi. Akhirnya sisa makanan yang tidak tercerna akan dikeluarkan melalui sitopage.
                      V.            Prosedur Percobaan
·                Untuk mengetahui siklosis dan pengeluaran  pada Paramaecium sp
Langkah –langkah dengan meneteskan Larutan suspensi  pada kultur Paramaecium sp
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan pada saat percobaan.
2.      Mengambil kaca preparat dan cover glass yang akan digunakan
3.      Meneteskan kultur Paramaecium sp ke dalam objek gelas yang telah disediakan.
4.      Mencari dan mengamati Paramaecium sp dengan mikroskop
5.      Setelah mendapatkan spesies tersebut , Membubuhkan sedikit kapas dan larutan ragi pada media
6.      Mengamati pergerakan Paramaecium sp pada mikroskop
7.      Menutupkan kaca preparat dengan cover glass secara pelan-pelan 
8.      Mengamati bagaimana terbentuknya vakuola makanan dan gerakan vakuola( siklosis sampai proses eksositosis)  pada Paramaecium sp dengan menggunakan mikroskop.
9.      Mendokumentasikan hasil dari pengamtaan yang telah dilakukan
Langkah-langkah  dengan meneteskan charmine pada kultur Paramaecium sp
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan pada saat percobaan.
2.      Mengambil kaca preparat dan cover glass yang akan digunakan
3.      Meneteskan kultur Paramaecium sp ke dalam objek gelas yang telah disediakan.
4.      Mencari dan mengamati Paramaecium sp dengan mikroskop
5.      Setelah mendapatkan spesies tersebut , Membubuhkan sedikit kapas dan setetes charmine pada media
6.      Mengamati pergerakan Paramaecium sp pada mikroskop
7.      Menutupkan kaca preparat dengan cover glass secara pelan-pelan 
8.      Mengamati bagaimana terbentuknya vakuola makanan dan gerakan vakuola( siklosis sampai proses eksositosis)  pada Paramaecium sp dengan menggunakan mikroskop.
9.      Mendokumentasikan hasil dari pengamtaan yang telah dilakukan  


                     VI.             Hasil Pengamatan
                    Proses pencernaan pada Paramecium caudatum dilihat dari mikroskop



Gambaran Proses pencernaan pada Pacamecium caudatum
Video Hasil Praktikum https://youtu.be/zKpDajSqpM0

         VII.     Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui proses pencernaan makanan (siklosis dan pengeluaran atau defekasi) pada paramesium sp yang di dapatkan dari media air sawah yang ditambahkan jerami dan dihasilkan paramesium sp sesuai dengan langkah kerja di atas. Untuk mengetahui proses pencernaan pada paramesium sp  kami menambahkan tetesan  larutan suspensi yaitu larutan dengan komposisi air, gula, dan ragi. Ragi yang dimasukkan kedalam larutan tersebut berfungsi  sebagai sediaan makanan paramecium sp.

            Pada pengamatan pertama dilakukan pengamatan dengan meneteskan air kultur diatas kaca preparat untuk melihat ada tidaknya paramesium di dalam kultur. Pengamatan dilakukan dengan pembesaran 10×10 dan terlihat adanya paramesium sp dibawah mikroskop. paramesium sp tersebut berbentuk seperti sandal jepit dengan warna transparan. Pada pengamatan ini tidak terlihat adanya vakuola makanan karena kami tidak menambahkan sediaan makanan  untuk paramesium sp.

 Pada pengamatan kedua diamati tetesan kultur air sawah  yang diberi sedikit kapas agar paramesium sp tidak bergerak dengan lincah, serta di tambahkannya tetesan  larutan suspensi ragi untuk sediaan makanan kemudian diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10×10 terlihat bentuk paramesium sp yang menyerupai sandal jepit, sehingga terlihat proses pencernaan makanan. Proses pencernaan ini terjadi karena adanya sediaan makanan yaitu suspensi ragi sehingga terlihat adanya vakuola makanan paramesium sp yang berwarna sedikit krem karena pengaruh dari larutan suspensi tersebut. Proses pencernaan paramesium sp ini diawali dengan masuknya partikel-partikel makanan dengan melewati rambut getar atau cillia yang menyebabkan terjadinya aliran masuk dan keluarnya air dan juga larutan suspensi yang berisi ragi ke mulut sel yang juga berperan sebagai rongga mulut (oral groove)  paramesium sp secara fagositosis kemudian masuk kedalam sitosoma. Kemudian makanan di dorong masuk kedalam sitofaring dengan bantuan rambut getar atau cillia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan masuk ke sitofaring maka vakuola makanan akan  terbentuk.

Pencernaan pada vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak didalam sitoplasma atau di sebut dengan gerak siklosis dengan membentuk perputaran searah jarum jam. Adanya gerak siklosis tersebut akan mengakibatkan ukuran vakuola makanan mengecil secara bertahap sehingga menjadi yang lebih sederhana. Setelah makanan dicerna di dalam vakuola makanan maka akan terjadi proses penyerapan zat-zat yang masih diperlukan oleh sitoplasma, akan tetapi bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna akan disimpan sementara kemudian dibuang keluar tubuh melalui bagian sel yang disebut  sitofag. pada saat pengamatan hal ini ditandai  yang nantinya akan dilanjutkan ada proses defekasi. Proses defekasi atau pengeluaran substansi makanan ditandai dengan adanya semacam gelembung atau partikel-partikel berukuran kecil yang keluar dari bagian sitofag melalui proses eksositosis .proses pencernaan pada paramesium sp  berlangsung sangat cepat bahkan hanya dalam hitungan detik saja makanan dapat dicerna sampai terjadinya pengeluaran (defekasi). Hal ini di sebabkan karena paramesium sp merupakan hewan uniseluler yang pencernaannya berlangsung secara intrasel atau di dalam sel dan sel tersebut merupakan tubuh paramesium sp itu sendiri.

Sama halnya dengan pengamatan kedua, pada pengamatan ketiga ini diamati tetesan kultur air sawah  yang diberi sedikit kapas agar paramesium sp tidak bergerak dengan lincah, serta di tambahkannya tetesan  larutan suspensi ragi untuk sediaan makanan kemudian diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10×10. Namun, pada percobaan ketiga ini larutan suspensi ragi tersebut di tambahkan carmin. Carmin itu sendiri adalah salah satu pewarna buatan yang larut dalam air, dan di peroleh dengan cara mengekstrasi asam karminat dan di lapisi alumunium, serta berwarna merah jambu. Sehingga, setelah diamati ada perbedaan pada vakuola makanan paramesium sp pada pengamatan kedua dan ketiga. Pada pengamatan ketiga ini warna vakuoala makanan paramesium sp berubah warna menjadi merah jambu, karena larutan suspensinya di tambahkan carmin. Dengan ditandai adanya perubahan warna tersebut dapat di ketahui bahwa terjadi proses pencernaan pada paramesium sp.

                Untuk proses pencernaan makanan pada paramesium sp yang ditambahkan carmin ini, sama halnya dengan proses pencernaan makanan pada paramesium sp di pengamatan kedua. Intinya, pencernaan pada vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak didalam sitoplasma atau di sebut dengan gerak siklosis dengan membentuk perputaran searah jarum jam. Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna ( dalam bentuk zat buangan ). Zat buangan ini disimpan untuk sementara, kemudian dibuang keluar melalui sitofage. Proses pembuangan ini di sebut defekasi.
               VIII.            Kesimpulan 
                        Dari pengamatan yang telah kelompok kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa proses siklosis merupakan proses geraknya vakuola makanan di dalam sitoplasma, setelah trebentuknya vakuola makanan yang menandakan bahwa proses pencernaan telah terjadi di dalam vakuola makanan. selain itu proses pencernaan makanan juga ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada vakuola makanan dari suasana asam menjadi netral kembali.dengan bantuan enzim yang disekresikan oleh lisosom sehingga makanan dapat dicerna dan dapat diserap secara optimal oleh sitoplasma. sedangkan defekasi merupakan proses pengeluaran zat sisa makanan yang tidak dapat dicerna oleh vakuola makanan, sehingga makanan tersebut akan dikeluarkan melalui sitofag melalui proses eksositosis.
    IX.           Daftar pustaka
Rusyana, Adun. Zoologi Invertebrata. Cet ke-4. Bandung: Alfabeta
http://leafygreenworld.blogspot.co.id/2010/06/pencernaan-pada-paramecium.html
    X.             Jawaban pertanyaan
1.      Bagaimana terjadinya vakuola makanan ?
Jawaban          : Vakuola makanan terjadi pada saat proses makan, dimana makanan masuk secara endositosis melalui oral groove, lalu masuk ke sitoplasma didorong ke dalam sitofaring, ketika mencapai bagian dasar kemudian vakuola makanan akan terbentuk dan mulai terjadi proses pencernaan di dalam vakuola makanan.
2.      Apakah vakuola makanan itu bergerak ?
Jawaban          : Ya
3.      Jika bergerak kemanakah arahnya dan berapa lama sampai terjadi defekasi ? Jawaban        : Vakuola makanan bergerak kearah dalam dan membentuk putaran yang searah dengan jarum jam. sampai melakukan defekasi melalui sitofag melalui proses eksositosis  dengan waktu yang sangat cepat dan singkat kurang lebih sekitar 10 detik.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar