LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PENCERNAAN MAKANAN PADA
PARAMECIUM CAUDATUM
PARAMECIUM CAUDATUM
(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu Oleh : Siti Nurkamilah, M.Pd)
Disusun Oleh :
1.
Nadia Muwahidah 15542031
2.
Adelisna 15543005
3.
Yani
Juniarti 15543007
4.
Dini
Rahmayanti 15544005
5.
Teguh
Imshan karim 15544006
6.
Neng
Saadatul Muharomah 15544007
Program Studi
Pendidikan Biologi
Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut
STKIP-GARUT
2017
I.
Judul Percobaan
Kultur murni dan sistem pencernaan Paramecium caudatum
II.
Tujun Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui proses siklosis dan pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna (defekasi) pada Paramecium sp.
III.
Alat dan Bahan Percobaan
Alat-alat yang di butuhkan :
1. Mikroskof
2. Gelas Kimia ukuran 500 mL
3. Pipet tetes
4. Kaki tiga dan Kasa asbes
5. Pembakar Spirtus
6. Kaca Objek dan Cover Glass
7. Thermometer
1. Mikroskof
2. Gelas Kimia ukuran 500 mL
3. Pipet tetes
4. Kaki tiga dan Kasa asbes
5. Pembakar Spirtus
6. Kaca Objek dan Cover Glass
7. Thermometer
Bahan-bahan yang diperlukan
8. Tissu
9. Jerami
10. Air sawah
11. Larutan Ragi
12. Carmin
IV. Landasan Teori
9. Jerami
10. Air sawah
11. Larutan Ragi
12. Carmin
IV. Landasan Teori
Paramaecium sp , merupakan salah
satu spesies dari Kelas Ciliata, Filum Protozoa. Hewan ini seluruh permukaan
tubuhnya bersilia yang berfungsi sebagai alat gerak. Paramaecium biasanya hidup
di air tawar dan mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk. Hewan ini
mudah dibiakkan di dalam laboratorium dengan mendidihkan air dicampuri jerami.
Pada pengamatan secara mikroskopis
mudah teramati inti yang terdiri dari makronukleus dan mikronukleus, vakuola
kontraktil, vakuola makanan dan “rongga mulut”.
Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencerna makanan, dan mengedarkannya ke seluruh bagian sel dengan cara
mengelilingi sel. Awalnya makanan masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (=
oral grove), lalu masuk ke dalam sitostoma (“mulut”). Pada saat sampai di mulut
makanan didorong dimasukkan ke dalam sitofaring (Prasad, 1980). Ketika makanan
mencapai bagian dasar sitofaring dibentuk vakuola makanan. Gerakan makanan
dimulai dari “mulut” sampai ke sitofaring dibantu oleh gerakan silia dan
dorongan air yang masuk. Pembentukan vakuola makanan dapat terjadi setiap 5
menit.
Pencernaan makanan didalam vakuola
makanan terjadi pada saat vakuola makanan tersebut bergerak didalam sitoplasma
(gerak siklosis). Gerak siklosis dimulai dari “mulut” ke arah posterior,
kemudian ke arah anterior dan aboral, selanjutnya kembali ke posterior.
Pengeluaran sisa pencernaan melalui “sitopage” (anus). Sitopage terletak di
posterior “mulut”.
Proses pencernaan terjadi pada saat
siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan
esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Pada awalnya
vakuola makanan bersifat basa, kemudian berubah menjadi asam dan akhirnya menjadi
basa lagi. Hasil pencernaan ini akan berdifusi ke dalam sitoplasma.
Rongga makanan yang bergerak secara
siklosis secara bertahap akan mengecil ukurannya karena proses digesti dan
absorbsi. Akhirnya sisa makanan yang tidak tercerna akan dikeluarkan melalui
sitopage.
V.
Prosedur Percobaan
·
Untuk mengetahui siklosis dan
pengeluaran pada Paramaecium sp
Langkah
–langkah dengan meneteskan Larutan suspensi pada kultur Paramaecium sp
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan di gunakan pada saat percobaan.
2. Mengambil
kaca preparat dan cover glass yang akan digunakan
3. Meneteskan
kultur Paramaecium sp ke dalam objek
gelas yang telah disediakan.
4. Mencari
dan mengamati Paramaecium sp dengan
mikroskop
5. Setelah
mendapatkan spesies tersebut , Membubuhkan sedikit kapas dan larutan ragi pada
media
6. Mengamati
pergerakan Paramaecium sp pada
mikroskop
7. Menutupkan
kaca preparat dengan cover glass secara pelan-pelan
8. Mengamati
bagaimana terbentuknya vakuola makanan dan gerakan vakuola( siklosis sampai
proses eksositosis) pada Paramaecium sp dengan menggunakan
mikroskop.
9. Mendokumentasikan
hasil dari pengamtaan yang telah dilakukan
Langkah-langkah dengan meneteskan charmine pada kultur Paramaecium sp
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan di gunakan pada saat percobaan.
2. Mengambil
kaca preparat dan cover glass yang akan digunakan
3. Meneteskan
kultur Paramaecium sp ke dalam objek
gelas yang telah disediakan.
4. Mencari
dan mengamati Paramaecium sp dengan
mikroskop
5. Setelah
mendapatkan spesies tersebut , Membubuhkan sedikit kapas dan setetes charmine
pada media
6. Mengamati
pergerakan Paramaecium sp pada
mikroskop
7. Menutupkan
kaca preparat dengan cover glass secara pelan-pelan
8. Mengamati
bagaimana terbentuknya vakuola makanan dan gerakan vakuola( siklosis sampai
proses eksositosis) pada Paramaecium sp dengan menggunakan
mikroskop.
9. Mendokumentasikan
hasil dari pengamtaan yang telah dilakukan
VI.
Hasil Pengamatan
Proses pencernaan pada Paramecium caudatum dilihat dari mikroskop
VII. Pembahasan
Proses pencernaan pada Paramecium caudatum dilihat dari mikroskop
Gambaran Proses pencernaan pada Pacamecium caudatum
Video Hasil Praktikum https://youtu.be/zKpDajSqpM0
VII. Pembahasan
Pada praktikum
kali ini dilakukan untuk mengetahui proses pencernaan makanan (siklosis dan
pengeluaran atau defekasi) pada paramesium sp yang di dapatkan dari media air
sawah yang ditambahkan jerami dan dihasilkan paramesium sp sesuai dengan langkah kerja di atas. Untuk mengetahui
proses pencernaan pada paramesium sp kami menambahkan tetesan larutan suspensi yaitu larutan dengan
komposisi air, gula, dan ragi. Ragi
yang dimasukkan kedalam larutan tersebut berfungsi sebagai sediaan makanan paramecium sp.
Pada pengamatan pertama dilakukan
pengamatan dengan meneteskan air kultur diatas kaca preparat untuk melihat ada
tidaknya paramesium di dalam kultur. Pengamatan dilakukan dengan pembesaran 10×10 dan terlihat adanya paramesium sp
dibawah mikroskop. paramesium sp
tersebut berbentuk seperti sandal jepit dengan warna transparan. Pada
pengamatan ini tidak terlihat adanya vakuola makanan karena kami tidak
menambahkan sediaan makanan untuk paramesium sp.
Pada pengamatan kedua diamati tetesan kultur
air sawah yang diberi sedikit kapas agar
paramesium sp tidak bergerak dengan
lincah, serta di tambahkannya tetesan
larutan suspensi ragi untuk sediaan makanan kemudian diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran
10×10 terlihat bentuk paramesium
sp yang menyerupai
sandal jepit, sehingga
terlihat proses pencernaan makanan. Proses
pencernaan ini terjadi karena adanya sediaan makanan yaitu suspensi ragi
sehingga terlihat adanya vakuola makanan paramesium
sp yang berwarna sedikit krem karena pengaruh dari larutan suspensi
tersebut. Proses pencernaan paramesium sp
ini diawali dengan masuknya partikel-partikel makanan dengan melewati rambut
getar atau cillia yang menyebabkan terjadinya aliran masuk dan keluarnya air
dan juga larutan suspensi yang berisi ragi ke mulut sel yang juga berperan
sebagai rongga mulut (oral groove) paramesium sp secara fagositosis
kemudian masuk kedalam sitosoma. Kemudian makanan di dorong masuk kedalam
sitofaring dengan bantuan rambut getar atau cillia dan dorongan air yang masuk.
Ketika makanan masuk ke sitofaring maka vakuola makanan akan terbentuk.
Pencernaan
pada vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak didalam
sitoplasma atau di sebut dengan gerak siklosis dengan membentuk perputaran searah jarum jam. Adanya gerak
siklosis tersebut akan mengakibatkan ukuran vakuola makanan mengecil secara
bertahap sehingga menjadi yang lebih sederhana. Setelah makanan dicerna di
dalam vakuola makanan maka akan terjadi proses penyerapan zat-zat yang masih
diperlukan oleh sitoplasma,
akan tetapi bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna akan
disimpan sementara kemudian dibuang keluar tubuh melalui bagian sel
yang disebut sitofag. pada saat pengamatan hal ini ditandai
yang nantinya akan dilanjutkan ada proses
defekasi. Proses defekasi atau pengeluaran substansi makanan ditandai dengan adanya semacam gelembung atau partikel-partikel berukuran kecil yang keluar dari bagian
sitofag melalui proses eksositosis .proses pencernaan pada paramesium sp berlangsung sangat cepat bahkan hanya dalam
hitungan detik saja makanan dapat dicerna sampai terjadinya pengeluaran
(defekasi). Hal ini di sebabkan karena paramesium sp merupakan hewan uniseluler yang pencernaannya
berlangsung secara intrasel atau di dalam sel dan sel tersebut merupakan tubuh paramesium sp itu sendiri.
Sama halnya dengan
pengamatan kedua, pada pengamatan ketiga ini diamati tetesan kultur air sawah yang diberi sedikit kapas agar paramesium sp tidak bergerak dengan
lincah, serta di tambahkannya tetesan
larutan suspensi ragi untuk sediaan makanan kemudian diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran
10×10.
Namun, pada percobaan ketiga ini larutan suspensi ragi tersebut di tambahkan carmin. Carmin
itu sendiri adalah salah satu pewarna buatan yang larut dalam air, dan di peroleh
dengan cara mengekstrasi asam karminat dan di lapisi alumunium, serta berwarna
merah jambu. Sehingga, setelah diamati ada perbedaan pada vakuola makanan paramesium sp pada pengamatan kedua dan
ketiga. Pada pengamatan ketiga ini warna vakuoala makanan paramesium sp berubah warna menjadi merah jambu, karena larutan
suspensinya di tambahkan carmin. Dengan ditandai adanya perubahan warna
tersebut dapat di ketahui bahwa terjadi proses pencernaan pada paramesium sp.
Untuk proses
pencernaan makanan pada paramesium sp yang
ditambahkan carmin ini, sama halnya dengan proses pencernaan makanan pada paramesium sp di pengamatan
kedua. Intinya, pencernaan
pada vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak didalam
sitoplasma atau di sebut dengan gerak siklosis dengan membentuk perputaran searah jarum jam. Setelah
makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (
dalam bentuk zat buangan ). Zat buangan ini disimpan untuk sementara, kemudian
dibuang keluar melalui sitofage. Proses pembuangan ini di sebut defekasi.
VIII.
Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah kelompok kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa proses siklosis merupakan proses geraknya vakuola makanan di dalam sitoplasma, setelah trebentuknya vakuola makanan yang menandakan bahwa proses pencernaan telah terjadi di dalam vakuola makanan. selain itu proses pencernaan makanan juga ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada vakuola makanan dari suasana asam menjadi netral kembali.dengan bantuan enzim yang disekresikan oleh lisosom sehingga makanan dapat dicerna dan dapat diserap secara optimal oleh sitoplasma. sedangkan defekasi merupakan proses pengeluaran zat sisa makanan yang tidak dapat dicerna oleh vakuola makanan, sehingga makanan tersebut akan dikeluarkan melalui sitofag melalui proses eksositosis.
Dari pengamatan yang telah kelompok kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa proses siklosis merupakan proses geraknya vakuola makanan di dalam sitoplasma, setelah trebentuknya vakuola makanan yang menandakan bahwa proses pencernaan telah terjadi di dalam vakuola makanan. selain itu proses pencernaan makanan juga ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada vakuola makanan dari suasana asam menjadi netral kembali.dengan bantuan enzim yang disekresikan oleh lisosom sehingga makanan dapat dicerna dan dapat diserap secara optimal oleh sitoplasma. sedangkan defekasi merupakan proses pengeluaran zat sisa makanan yang tidak dapat dicerna oleh vakuola makanan, sehingga makanan tersebut akan dikeluarkan melalui sitofag melalui proses eksositosis.
IX.
Daftar pustaka
Rusyana, Adun. Zoologi
Invertebrata. Cet ke-4. Bandung: Alfabeta
http://leafygreenworld.blogspot.co.id/2010/06/pencernaan-pada-paramecium.html
X.
Jawaban pertanyaan
1. Bagaimana
terjadinya vakuola makanan ?
Jawaban : Vakuola makanan terjadi pada saat proses makan, dimana
makanan masuk secara endositosis melalui oral groove, lalu masuk ke sitoplasma
didorong ke dalam sitofaring, ketika mencapai bagian dasar kemudian vakuola
makanan akan terbentuk dan mulai terjadi proses pencernaan di dalam vakuola
makanan.
2. Apakah
vakuola makanan itu bergerak ?
Jawaban : Ya
3. Jika
bergerak kemanakah arahnya dan berapa lama sampai terjadi defekasi ? Jawaban : Vakuola makanan bergerak kearah dalam
dan membentuk putaran yang searah dengan jarum jam. sampai melakukan defekasi
melalui sitofag melalui proses eksositosis
dengan waktu yang sangat cepat dan singkat kurang lebih sekitar 10
detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar