Kamis, 21 Desember 2017

Peredaran darah pada Kecebong

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

UJI PEREDARAN DARAH PADA KECEBONG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah 
Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu Oleh : Siti Nurkamilah, M.Pd



Disusun Oleh :

                                                 Nadia Muwahidah               15542031
                                                 Adelisna                                 15543005
                                                 Yani Juniarti                          15543007
                                                 Dini Rahmayanti                  15544005
                                                 Teguh Imshan Karim           15544006
                                                 Neng Saadatul Muharomah 15544007









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2017



 I.         Judul Percobaan

             Pengujian Peredaran Darah pada Kecebong

II.               Tujuan Percobaan
 1.      Untuk mengetahui aliran darah pada kecebong
 2.      Untuk membedakan dan mengetahui aliran pembuluh darah arteri dan vena pada ekor 
       kecebong
III.                Landasan teori

  Dalam proses kehidupan orgnisme diperlukan makanan dan O2 untuk melaksanakan metabolism diseluruh tubuh dan dihasilkan sampah(sisa) yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi (bahan-bahan yang diperlukan tubuh) oksigen dan sisa-sisa metabolism dilakukan oleh system transportasi (system sirkulasi dan system peredaran darah)
    Dalam system sirkulasi , hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan kebseluruh jaringan tubuh sedangkan dari jaringan tubuh akan menuju organ-organ pembuangan antara hewan tingkat tinggi dan hewan yang lebih sederhana terdapat perbedaan system sirkulasi. Misalnya system transport pada protozoa dan hewan rendah lainnya terjadi dengan difusi. Pada hewan metazoan(bersel banyak) yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya manusia peredaran darahnya telah melalui pembuluh system transportasi hewan metazoan disusun oleh organ-organ berupa jantung, pembuluh-pembuluh darah
      Ada dua sistem peredaran darah dengan pembuluh , yakni system peredaran darah  terbuka dan tertutup.sistem peredaran darahterbuka( lakuner)  kita jumpai pada Mollusca dan Arthropoda ,Sedangkan system peredaran darah tertutup terdapat pada annelida dan vertebrata.
    Jantung katak memiliki 2 aurikel dan satu ventrikel darah dan sinus venosus masuk ke dalam aurikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel melalui trunkus artenosus yang bercabang dua di sebelah anterior jantung lalu terbagi pada tiap sisi tubuh menjadi 3 pokok yaitu arteri karotis, arterisistemik dan arteri pulmo kutaneua (berurutan dari anterior ke posterior). Tiap arteri karotis terbagi menjadi karotis interna dan karotis eksterna yang menuju ke dalam kepala. Arteri pulmo kutaneus membuat cabang-cabang ke paru-paru dan kulit. Arteri sistematik(2 buah) bersatu menjadi aorta dorsal. Aorta dorsal itu bercabang-cabang menjadi seliako mesenteric(lambung, hati, intestine) segmental (otot-otot), renal (mesonefros), genital (gonad) dan iliakal( kaki-kaki).
    Darah darii paru-paru kembali ke aurikel  kiri melalui vena pulmonari. Semua darah memasuki aurikel kanan, terus melalui sisnus venosus( berupa kantong besar du sebelah sisi dorsal). Sisnus vinosus menerima 2 vena cava anterior yang  membawa darah dari bagian anterior tubuh dan vena cava posterior yang membawa darah dari mestonefros dan mengalirkannya langsung ke hati ( tidak dalam kapiler-kapilera) dan terus ke jantung,. Darah masuk kedalam jaringan hati baik dari arteri hepatic( cabang seliako mesenteric) ataupun dari vena portaheptik yang membawa darah dari klambung dan usus)

     Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung.Lapisan terluar arteri disebut tunika adventitia yang tersusun dari jaringan penyambung. Di lapisan selanjutnya terdapat tunika media  yang tersusun atas otot polos dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang tersusun atas sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen.


IV.       Alat dan Bahan
              a.       Alat-alat
1.      Mikroskop

2.      Cawan petridisk

3.      Kaca objektif

              b.      Bahan-bahan
1.      Kecebong yang masih hidup

2.      Kapas

3.      Alkohol 70%

V.       Prosedur kerja
1.      Dipersiapkan alat yang bersih dan bahan yang di butuhkan
2.      Dipersiapkan/mengatur pencahayaan dan kebersihan mikroskop
3.      Dipindahkan kecebong ke dalam cawan petridisk untuk pembiusan
4.      Dibius kecebong menggunakan kapas yang ditambahkan alkohol 70% selama 2-4 detik
5.      Setelah kecebong pingsan, dipindahkan ke kaca objektif secara hati-hati
6.  Diamati daerah ekor kecebong menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x10 (disesuaikan)

7.      Digambar dan dicatat hasil pengamatan

VI.     Hasil Pengamatan

NO
KATEGORI
ARTERI
VENA
1
Arah aliran
Kepala ke ekor
Ekor ke kepala
2
Diameter pembuluh darah
Sempit/kecil
lebar
3
Kecepatan aliran darah
Cepat
Lambat
4
Dinding pembuluh darah
Tebal
Tipis



























VII.       Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami mengamati sistem peredarah darah pada ekor kecebong. Sistem peredaran darah pada kecebong berupa sistem peredaran darah tertutup karena darah mengalir hanya di dalam pembuluh darah. Selain itu, sistem peradaran darahnya pun berupa peredaran darah tunggal, yaitu peredaran yang hanya melalui jantung satu kali. Hal ini dikarenakan tidak ditemukan peredaran darah yang lain dalam hal ini paru-paru. Pada fase kecebong pernafasan menggunakan insang, ketika bermertamorfosa menjadi barulah  makhluk hidup tersebut bernafas dengan menggunakan paru-paru. Berbeda dengan manusia yang mempunyai sistem pembuluh darah ganda yaitu system peradaran darah kecil yang mengalirkan darah dari jantung keparu-paru kembali ke jantung dan sistem peradan darah besar yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh lalu kembali ke jantung.
Aliran darah yang berasal dari arah kepala dalam hal ini berasal dari jantung merupakan pembuluh darah arteri. Aliran darah yang berasal dari ekor atau seluruh tubuh menuju ke jantung merupakan pembuluh darah vena.
Aliran darah pada pembuluh darah arteri lebih cepat dikarenakan ventrikel kiri pada jantung mempunyai kontraksi yang kuat yang  harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistematik. Sedangkan pembuluh vena alirannya lebih lambat dikarenakan arah alirannya berlawanan dengan gaya gravitasi, faktor lainnya juga dikarenakan ada pompa jantung , ada tekanan-tekanan tertentu dipindahkan melalui kapiler-kapiler dari arteri.
Dalam pengamatan dapat terlihat untuk pembuluh darah arteri mengalirkan darah lebih cepat serta berasal dari arah kepala atau jantung berada di pembuluh darah yang lebih besar , sedangkan penmbuluh darah vena aliran darah berjalan lambat serta aliran darahnya berasal dari ekor berada dipembuluh yang lebih kecil. Dengan demikian, pembuluh darah arteri mempunyai diameter yang lebih besar dibandingkan dengan pembuluh vena.
Dinding arteri tebal, kuat dan elastis, karena mempunyai fungsi yang penting yaitu berperan sebagai pengangkut dan pengedar oksigen ke seluruh tubuh sehingga muatan darahnya lebih besar dan teknannya juga lebih besar serta aliran darahnya sangat cepat dibanding pembuluh arah vena. Dinding pembuluh darah vena lebih tipis dibanding dinding pembuluh darah arteri dan tidak elastin karena berhubungan dengan aliran darah yang lebih lambat serta mengangkut karbon dioksida sehingga lapisan dalam bersifat licin karena dilapisi endothelium yang dikelilingi oleh otot polos. Adapun pembuluh darah yang menghubungkan pembuluh darah arteri dan vena yaitu pembuluh kapiler dan memiliki tekanan yang lebih kecil.

VIII.          Kesimpulan
           1.      Sistem peredaran darah pada  kecebong merupakan sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah melewati jantung sekali dalam setiap peredaran darah
           2.      Perbedaan untuk keduanya yaitu drai arteri dan vena terlihat dari arah aliran, dimeter pembuluh darah, kecepatan aliran darah, dinding pembuluh darah.
         3.      Untuk peredaran darah arteri aliran darahnya dari kepala ke ekor, untuk diameter pembuluh darah pada arteri yaitu sempit, untuk kecepatan aliran darah pada arteri mengalir dengan cepat dan dinding pembuluh darah arterinya tebal.
            4.      Untuk peredaran darah vena aliran draahnya dari ekor kepala , untuk diameter pembuluh darah vena lebar, untuk kecepatan aliran darah pada vena terjadi dengan lambat dan dinding pembuluh darahnya tipis.
            5.      Pembuluh yang menghubungkan antara arteri dan vena adalah pembuluh kapiler
         6.    Kapiler memiliki tekanan paling kecil, dan setelah keluar ke vena tekanannya lebih besar di banding kapiler

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Pembuluh Darah Arteri / Nadi, Vena / Balik dan Kapiler. http://organisasi.org/pembuluh_darah_arteri_nadi_vena_balik_dan_kapiler_il
Anonim. 2009. Pembuluh Darah Kapiler. http://id.wikipedia.org/wiki/
Anonim a. 2010. Amfibia. http://id.wikipedia.org/wiki/Amfibia
Anonim b. 2010. Pembuluh Nadi. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_nadi
Anonim c. 2010. Pembuluh Balik. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_balik
Anonim d. 2010. Berudu. http://id.wikipedia.org/wiki/Berudu

https://dsyoghi.wordpress.com/2010/05/11/aliran-darah-kecebong/

Golongan darah Manusia

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

UJI GOLONGAN DARAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah 
Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu Oleh : Siti Nurkamilah, M.Pd



Disusun Oleh :

                                              Nadia Muwahidah               15542031
                                              Adelisna                                 15543005
                                              Yani Juniarti                          15543007
                                              Dini Rahmayanti                  15544005
                                              Teguh Imshan Karim           15544006
                                              Neng Saadatul Muharomah 15544007










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2017


  I.         Judul Percobaan

              Uji Golongan Darah

II.                  Tujuan Percobaan
 Untuk mengetahui Cara-cara menentukan golongan darah
III.                Landasan teori
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia dari hasil metabolisme, serta sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah pada manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen.Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk Heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah merupakan medium transport dari sistem sirkulasi. Darah tidak hanya mengangkut Odan COke  jaringan dan dari jaringan dan paru-paru, tetapi juga mengangkut bahan lainnya di seluruh badan, diantaranya molekul-molekul makanan (seperti gula dan asam amino), limbah metabolism (urea), ion-ion dari macam-macam garam dan hormon-hormon.
Selain itu, darah juga unit fungsional selular pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah.Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam tubuh manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%.Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit yang berperan dalam pembekuan darah.
a.       Sel-sel darah
·         Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah merah (eritrosit) merupakan bagian utama penyusun sel sel-sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb) yang menyebabkan darah berwarna merah.Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa hemin (zat besi).Serta hemoglobin juga mempunyai daya ikat terhadap Odan CO2.Sel darah merah (eritrosit) berbentuk bikonkav.Sel darah merah berguna untuk mengikat gas pernapasan dan mengangkutnya ke atau dari jaringan (alat pernapasan) (Waluyo, 2006: 171).
·         Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih (leukosit), jumlahnya jauh lebih sedikit dari pada sel-sel darah merah dan rasio perbandingan antara kedua tipe tersebut kira-kira 1:700. Proses pembentukan pada umumnya terjadi di sumsum tulang. Sebenarnya ada 5 tipe leukosit yang beredar dalam tubuh, namun berdasarkan dengan perkembangan zaman, sel-sel darah putih dibedakan dalam 3 jenis, diantaranya:
Ø  Granulosit, diantaranya neutrofil, basonofil, eosinofil dan basofil. Memiliki ciri-ciri mengandung granula, inti besar dibandingkan sitoplasma. Inti tersebut bersifat polymorphis, yaitu menggembung tidak teratur.
Ø  Limfosit, tidak mengandung granula, inti sangat besar dibandingkan sitoplasma, dapat berubah bentuk dan berpindah (ameboid) dari kapiler ke jaringan. Untuk kembali lagi ke peredaran darah, limfosit masuk melalui pembuluh limfe.
Ø  Monosit, memiliki bentuk yang lebih besar dari kedua jenis diatas, berinti besar dan tebal membentuk huruf J (Waluyo, 2006: 171).
b.      Keping-keping darah (Trombosit)
Keping darah (trombosit) merupakan fragmen-fragmen besar sel yng disebut megakariosit. Karakteristik keeping darah sebagai berikut .
a)      Keping darah berukuran kecil, bentuknya tidak beraturan.
b)      Keping darah tidak berinti sehingga berumur pendek.
c)      Masa hidup keping darah sekitar 10-12 hari.
d)     Dalam setiap mililiter darah terdapat keeping darah sekitar 200.000-400.000 butir. Keping darah ini berperan ini dalam proses penggumpalan darah.
c.       Plasma darah
Plasma darah merupakan komponen penyusun sel-sel darah yang berbentuk suatu cairan yang berwarna kekuning-kuningan. Plasma darah terdiri atas berbagai macam zat makana (glukosa, asam amino, asam lemak, lemak, protein) hormon, enzim, antibodi, dan garam mineral serta air yang merupakan komponen utama yang berfungsi sebagai pelarut yang terbaik di dalam plasma darah, sehingga dapat menyebabkan darah sebagai medium transport yang efektif.
Protein plasma terdiri atas:
a)      Antihemophilic globulin
b)      Tromboplastin
c)      Fibrinogen
d)     Albumin dan immonugen.
A.    Fungsi darah
a)      Sebagai alat transportasi
b)      Mempertahankan tubuh terhadap penyakit menular dan infeksi-infeksi kuman-kuman
c)      Pengatur suhu tubuh
d)     Memelihara keseimbangan cairan tubuh.
B.     Golongan darah
Manusia memiliki perbedaan susunan protein yang terdapat dalam darahnya.Protein yang memegang peranan untuk ini adalah antigen dan aglutinin (antibodi).Antigen, protein yang terdapat dalam eritrosit, aglutinin dalam plasma. Aglutinin akan menyerang antigen darah segolongan dengan dia. Aglutinin akan yang menyerang antigen itu menyebabkan terjadinya penggumpalan (aglutinasi).
a.       Aglutinogen
Dua jenis antigen berbeda tetapi berhubungan tipe A dan tipe B terdapat pada permukaan eritrosit berbagai orang, karena antigen ini diturunkan, seseorang dapat tidak mempunyai salah satu dari antigen ini, atau dapat mempunyai salah satu keduanya.
Beberapa darah juga mengandung antibodi kuat yang secara spesifik bereaksi dengan antigen tipe A dan tipe B dalam sel, menyebabkan aglutinasi dan hemolisis. Karena antigen tipe A dan tipe B dalam sel membuat sel peka terhadap aglutinasi atigen-antigen ini dinamakan aglutinogen.
b.      Aglutinin
Bila aglutinogen tipe a tidak terdapat dalam sel darah merah seseorang dalam plasmanya terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti A. Apabila tidak terdapat aglutinogen tipe B dalam sel darah merah, dalam plasma terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti B.
Golongan darah O, meskipun tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutinin anti A dan anti B, golongan darah A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti B, dan golongan darah B mengandung aglutinogen tipe B dan aglutinin anti A. Akhirnya, golongan darah AB Mengandung kedua aglutinogen A dan B tetapi tidak mengandung agglutinin sama sekali.
Sistem golongan darah pada manusia ada 3 macam, yaitu sistem ABO, sistem MN, system Rhesus (Rh).Ketiga penggolongan darah tersebut didasarkan atas kehadiran antigen (aglutinogen) tertentu dalam sel darah merahnya dan aglutinin. Menurut Bernstein (Jerman) dan Furuhata (Jepang) golongan darah ini dikendalikan oleh sepasang gen.
c.       Sistem ABO
Dalam sistem ABO, golongan darah manusia terbagi atas:
a)      Golongan darah A
b)      Golongan darah B
c)      Golongan darah AB
d)     Golongan darah O
Golongan darah A mengandung antigen A dalam eritrosit dan aglutinin β dalam plasma. Golongan darah B mengandung antigen B dalam eritrosit dan aglutinin α pada plasma. Golongan darah ABmengandung antigen A dan B dalam eritrosit tetapi tidak satupun terdapat aglutinin α dan β. Sedangkan golongan darah O tidak mengandung antigen Adan B dalam eritrosit, tetapi terdapat kedua aglutinin  α dan β dalam plasma.
Sistem Rhesus (Rh)
Sistem golongan darah Rhesus (Rh) pertama kali ditemukan pada jenis kera Macaca Rhesus pada tahun 1940 oleh K. Landsteiner dan Wiener.Pada jenis ini ditemukan antigen Rhesus pada eritrositnya. Sistem penggolongan darah rhesus juga berlaku pada manusia karena antigen Rhesus juga dimiliki oleh manusia. Orang yang memilki antigen rhesus dinamakan rhesus positif (Rh+), sedangkan yang tidak memilikinya dinamakan rhesus negative (Rh). Sistem rhesus ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh. Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh.
Pada wanita Rh– kalau mengandung embrio bergolongan Rh+, untuk kandungan pertama tidak apa-apa. Tetapi untuk kandungan kedua bergolongan Rh+ juga, maka akan terjadi eritroblastolis fetalis, artinya bayi yang lahir akan menderita anemia yang parah dan di dalam darah bayi banyak beredar eritroblast, yaitu eritrosit yang belum matang sehingga tubuh menjadi kuning. Hal ini disebabkan karena eritrosit janin akan kemasukan zat antibodi Rh+ dari darah dan mengaglutinasi eritrosit janin.
IV.             Alat dan Bahan
a.       Alat-alat
1.      Kaca preparat

2.      Lanset

b.      Bahan-bahan

1.      Tusuk gigi

2.      Jarum steril
3.      Kapas
4.      Alkohol 70%

5.      Serum Anti-A

6.      Serum Anti-B

7.      Serum Anti-AB

8.      Serum Anti-D (rhesus)

V.             Cara kerja
1.      Dipersiapkan alat yang bersih dan bahan yang di butuhkan
2.      Ujung jari dihapus dengan menggunakan akpas yang telah diremdam dalam alcohol 70 %
3.      Jari ditusuk dengan menggunakan blood lancet steril
4.      Tetesan darah pertma dihapus dengan menggunakan kapas berlkohol bersih hingga bersih
5.    Kemudian jari dipijat secara perlahan hingga keuar darah dari luka tadi, selanjutnya drah  diteteskan pada gelas objek empat tenpat  yang berbeda
6.     Beberapa antisera diteteskan pada masing masing darah yang telah dikeluarkan pada gelas objek.
7.   Diteteskan 1 tetes serum anti-A, serum anti-B, serum antiAB dan serum anti-RH+pada setiap darah yang tersedia di gelas preparat
8.   Diaduk campuran masing-masing darah dengan antisera menggunakan tusuk gigi  sceraa terpisah.

9.     Dibiarkan beberapa saat, diperhatikan apa yang terjadi pada masing-masing campuran darah dan antisera tersebut, campuran mana yang terjadi penggumpalam dan mana yang tidak teradi penggumpalan.

VI.             Hasil Pengamatan 

Nama
G.darah
Anti-A
Anti-B
Anti-AB
Anti RH+
Neng Saadatul M
A
*
-
*
*
Nadia Muwahidah
AB
*
*
*
*
Adelisna
O
-
-
-
*
Yani Juniarti
A
*
-
*
*
Teguh Imshan K
B
-
*
*
*
Dini Rahmayanti
B
-
*
*
*

            Keterangan :

              * = Terjadi Penggumpalan

              - = Tidak terjadi Penggumpalan


VII.       Pembahasan
Praktikum yang berjudul uji golongan darah ini bertujuan untuk mengetahui golongan darah setiap anggota masing masing kelompok. Praktikum kali ini menggunakan darah segar setiap praktikan yang diambil dari semua mahasiswa STKIP garut tingkat 3 kelas B-biologi angkatan 2015, sampel yang telah diambil kemudian diuji dengan serum-serum yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam pengujian ini digunakan sampel darah dan diperoleh hasil sebagai berikut.
Sampel darah milik Neng Saadatul Muharomah dan Yani Juniarti telah diketahui bergolongan darah A, hal ini diuji kembali menggunakan Antisera A,B,AB dan RH+, Hasil yang diperoleh pada golongan darah A yaitu terjadi penggumpalan pada sampel darah yang di tetesi antisera A, AB dan RH+sedangkan pada antisera B tidak terjadi penggumpalan.Hal ini menunjukan bahwa Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah atau eritrosit dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya, sehingga tidak terjadi penggumpalan pada darah yang ditetsi antigen-B.
Sampel darah milik Nadia Muwahidah, telah diketahui bergolongan darah AB diuji kembali menggunakan antisera  A,B,AB dan RH+ Hasil yang diperoleh darah yang ditetesi baik dengan antiseraA,B,AB dan RH+semuanya mengalami penggumpalan. Hal ini terjadi karena golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A maupun B, serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga orang yang bergolongan darah ABdapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah A, B, dan Odan disebut resipien universal. Namun orang yang bergolongan darah AB tidak dapat mendonorkan darah kecuali sesama AB.
Sampel darah milik Teguh Imshan Karim dan Dini Rahmayanti, telah diketahui bergolongan darah B diuji kembali menggunakan antisera  A,B,AB dan RH+ Hasil yang diperoleh darah yang ditetesi antisera B,AB dan RH+ mengalami penggumpalan sedangkan pada serum A tidak ada penggumpalan. Hal ini terjadi karena golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya, sehingga tidak terjadi penggumpalan pada darah yang ditetesi antigen-A.

Sampel darah milik Ade Lisna, telah diketahui bergolongan darah O diuji kembali menggunakan antisera A,B,AB dan RH+ hasil yang diperoleh darah yang ditetesi antisera A,B,AB tidak terjadi penggumpalan sedangkan pada serum RH+ terjadi penggumpalan. Hal ini terjadi karena golongan darah O tidak memiliki Antigen (Aglutinogen), namun memiliki aglutinin α (anti- A) dan β (anti-B). Oleh karena itu golongan darah O termasuk donor darah universal, karena golongan darah O tidak meiliki aglutinin (antigen) untuk digumpalkan oleh golongan darah lain, sehingga dapat diberikan kepada resipien semua golongan darah. Namun golongan darah O hanya dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah O juga.
pada hasil praktikum kali ini  juga seemua praktikan kelompok kami memliki rhesus positif sebab pada saat semua sampel darah diuji dengan di tetesi oleh serum Anti-D, pada semua sampel darah terjadi penggumpalan.  mengetahui rhesus ini sangat penting terutama dalam proses donor darah. 

VIII.     Kesimpulan

             Adapun cara untuk menentukan golongan darah adalah sebagai berikut:
             1. Golongan darah A, apabila di dalam sel darah seseorang mengandung antigen A dalam 
                 eritrosit dan aglutinin β dalam plasma.
             2. Golongan darah B, apabila di dalam sel darah seseorang mengandung antigen B dalam 
                 eritrosit dan aglutinin α pada plasma.
             3. Golongan darah AB, apabila di dalam sel darah seseorang mengandung antigen A dan B 
                 dalam eritrosit tetapi tidak satupun terdapat aglutinin α dan β.

            4. Golongan darah O, apabila di dalam sel darah seseorang  tidak mengandung antigen A 
               dan B dalam eritrosit, tetapi terdapat kedua aglutinin  α dan β dalam plasma.

DAFTAR PUSTAKA 

https://nuruljumpol.wordpress.com/2015/03/05/pemeriksaan-golongan-darah-abo-dan-rhesus/
http://www.alodokter.com/memahami-karakteristik-golongan-darah-a-b-ab-dan-o

https://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah

LAMPIRAN 

Golongan darah Teguh Menunjukan Golongan darah B

Golongan darah Adelisna Menunjukan golongan darah O

Golongan darah Nadi menunjukan Golongan darah AB

Golongan darah Dini Menunjukan Golongan darah B

Golongan darah Neng Saadatul menunjukan golongan darah A

Golongan darah Yani Menunjukan Golongan darah A