LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
UJI GOLONGAN DARAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu Oleh : Siti Nurkamilah, M.Pd
Disusun Oleh :
Adelisna 15543005
Yani Juniarti 15543007
Dini Rahmayanti 15544005
Teguh Imshan Karim 15544006
Neng Saadatul Muharomah 15544007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2017
I. Judul Percobaan
Uji Golongan Darah
II. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui Cara-cara
menentukan golongan darah
III.
Landasan teori
Darah adalah
cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup tingkat tinggi yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia dari hasil metabolisme, serta sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri.
Darah pada
manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah
tua apabila kekurangan oksigen.Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam
bentuk Heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah merupakan
medium transport dari sistem sirkulasi. Darah tidak hanya mengangkut O2 dan CO2 ke
jaringan dan dari jaringan dan paru-paru, tetapi juga mengangkut bahan lainnya
di seluruh badan, diantaranya molekul-molekul makanan (seperti gula dan asam
amino), limbah metabolism (urea), ion-ion dari macam-macam garam dan
hormon-hormon.
Selain itu,
darah juga unit fungsional selular pada manusia yang berperan untuk membantu
proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan
sel-sel darah.Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah
dalam tubuh manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%.Sel-sel
darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit
yang berperan dalam pembekuan darah.
a.
Sel-sel
darah
·
Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah merah (eritrosit)
merupakan bagian utama penyusun sel sel-sel darah yang mengandung hemoglobin
(Hb) yang menyebabkan darah berwarna merah.Hemoglobin adalah suatu protein yang
mengandung senyawa hemin (zat besi).Serta hemoglobin juga mempunyai daya ikat
terhadap O2 dan CO2.Sel darah merah
(eritrosit) berbentuk bikonkav.Sel darah merah berguna untuk mengikat gas
pernapasan dan mengangkutnya ke atau dari jaringan (alat pernapasan) (Waluyo,
2006: 171).
·
Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih (leukosit),
jumlahnya jauh lebih sedikit dari pada sel-sel darah merah dan rasio
perbandingan antara kedua tipe tersebut kira-kira 1:700. Proses pembentukan
pada umumnya terjadi di sumsum tulang. Sebenarnya ada 5 tipe leukosit yang
beredar dalam tubuh, namun berdasarkan dengan perkembangan zaman, sel-sel darah
putih dibedakan dalam 3 jenis, diantaranya:
Ø Granulosit,
diantaranya neutrofil, basonofil, eosinofil dan basofil. Memiliki ciri-ciri
mengandung granula, inti besar dibandingkan sitoplasma. Inti tersebut bersifat
polymorphis, yaitu menggembung tidak teratur.
Ø Limfosit,
tidak mengandung granula, inti sangat besar dibandingkan sitoplasma, dapat
berubah bentuk dan berpindah (ameboid) dari kapiler ke jaringan. Untuk kembali
lagi ke peredaran darah, limfosit masuk melalui pembuluh limfe.
Ø Monosit,
memiliki bentuk yang lebih besar dari kedua jenis diatas, berinti besar dan
tebal membentuk huruf J (Waluyo, 2006: 171).
b. Keping-keping
darah (Trombosit)
Keping darah
(trombosit) merupakan fragmen-fragmen besar sel yng disebut megakariosit.
Karakteristik keeping darah sebagai berikut .
a) Keping
darah berukuran kecil, bentuknya tidak beraturan.
b) Keping
darah tidak berinti sehingga berumur pendek.
c) Masa
hidup keping darah sekitar 10-12 hari.
d)
Dalam setiap mililiter darah terdapat
keeping darah sekitar 200.000-400.000 butir. Keping darah ini berperan ini
dalam proses penggumpalan darah.
c.
Plasma darah
Plasma
darah merupakan komponen penyusun sel-sel darah yang berbentuk suatu cairan
yang berwarna kekuning-kuningan. Plasma darah terdiri atas berbagai macam zat
makana (glukosa, asam amino, asam lemak, lemak, protein) hormon, enzim,
antibodi, dan garam mineral serta air yang merupakan komponen utama yang
berfungsi sebagai pelarut yang terbaik di dalam plasma darah, sehingga dapat
menyebabkan darah sebagai medium transport yang efektif.
Protein
plasma terdiri atas:
a) Antihemophilic
globulin
b) Tromboplastin
c) Fibrinogen
d)
Albumin dan immonugen.
A. Fungsi darah
a) Sebagai
alat transportasi
b) Mempertahankan
tubuh terhadap penyakit menular dan infeksi-infeksi kuman-kuman
c) Pengatur
suhu tubuh
d)
Memelihara keseimbangan cairan tubuh.
B. Golongan darah
Manusia
memiliki perbedaan susunan protein yang terdapat dalam darahnya.Protein yang
memegang peranan untuk ini adalah antigen dan aglutinin (antibodi).Antigen,
protein yang terdapat dalam eritrosit, aglutinin dalam plasma. Aglutinin akan
menyerang antigen darah segolongan dengan dia. Aglutinin akan yang menyerang
antigen itu menyebabkan terjadinya penggumpalan (aglutinasi).
a.
Aglutinogen
Dua jenis antigen
berbeda tetapi berhubungan tipe A dan tipe B terdapat pada permukaan eritrosit
berbagai orang, karena antigen ini diturunkan, seseorang dapat tidak mempunyai
salah satu dari antigen ini, atau dapat mempunyai salah satu keduanya.
Beberapa
darah juga mengandung antibodi kuat yang secara spesifik bereaksi dengan
antigen tipe A dan tipe B dalam sel, menyebabkan aglutinasi dan hemolisis.
Karena antigen tipe A dan tipe B dalam sel membuat sel peka terhadap aglutinasi
atigen-antigen ini dinamakan aglutinogen.
b.
Aglutinin
Bila aglutinogen tipe a
tidak terdapat dalam sel darah merah seseorang dalam plasmanya terbentuk
antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti A. Apabila tidak terdapat
aglutinogen tipe B dalam sel darah merah, dalam plasma terbentuk antibodi yang
dikenal sebagai aglutinin anti B.
Golongan
darah O, meskipun tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutinin
anti A dan anti B, golongan darah A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin
anti B, dan golongan darah B mengandung aglutinogen tipe B dan aglutinin anti
A. Akhirnya, golongan darah AB Mengandung kedua aglutinogen A dan B tetapi
tidak mengandung agglutinin sama sekali.
Sistem
golongan darah pada manusia ada 3 macam, yaitu sistem ABO, sistem MN, system
Rhesus (Rh).Ketiga penggolongan darah tersebut didasarkan atas kehadiran
antigen (aglutinogen) tertentu dalam sel darah merahnya dan aglutinin. Menurut
Bernstein (Jerman) dan Furuhata (Jepang) golongan darah ini dikendalikan oleh
sepasang gen.
c.
Sistem
ABO
Dalam sistem ABO,
golongan darah manusia terbagi atas:
a) Golongan
darah A
b) Golongan
darah B
c) Golongan
darah AB
d) Golongan
darah O
Golongan darah A mengandung antigen
A dalam eritrosit dan aglutinin β dalam plasma. Golongan darah B mengandung
antigen B dalam eritrosit dan aglutinin α pada plasma. Golongan darah
ABmengandung antigen A dan B dalam eritrosit tetapi tidak satupun terdapat
aglutinin α dan β. Sedangkan golongan darah O tidak mengandung antigen Adan B
dalam eritrosit, tetapi terdapat kedua aglutinin α dan β dalam plasma.
Sistem
Rhesus (Rh)
Sistem golongan darah Rhesus (Rh) pertama
kali ditemukan pada jenis kera Macaca Rhesus pada tahun 1940 oleh K.
Landsteiner dan Wiener.Pada jenis ini ditemukan
antigen Rhesus pada eritrositnya. Sistem penggolongan darah rhesus juga berlaku
pada manusia karena antigen Rhesus juga dimiliki oleh manusia. Orang yang
memilki antigen rhesus dinamakan rhesus positif (Rh+),
sedangkan yang tidak memilikinya dinamakan rhesus negative (Rh–). Sistem rhesus ini dikendalikan oleh gen dengan
alel Rh dan rh. Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh.
Pada wanita Rh– kalau mengandung embrio bergolongan Rh+, untuk kandungan pertama tidak apa-apa. Tetapi
untuk kandungan kedua bergolongan Rh+ juga, maka
akan terjadi eritroblastolis fetalis, artinya bayi yang lahir akan menderita
anemia yang parah dan di dalam darah bayi banyak beredar eritroblast, yaitu
eritrosit yang belum matang sehingga tubuh menjadi kuning. Hal ini disebabkan
karena eritrosit janin akan kemasukan zat antibodi Rh+ dari darah dan mengaglutinasi eritrosit janin.
IV.
Alat dan Bahan
a.
Alat-alat
1.
Kaca preparat
2.
Lanset
b.
Bahan-bahan
V.
Cara kerja
1.
Dipersiapkan alat
yang bersih dan bahan yang di butuhkan
2.
Ujung jari
dihapus dengan menggunakan akpas yang telah diremdam dalam alcohol 70 %
3.
Jari ditusuk
dengan menggunakan blood lancet steril
4.
Tetesan darah
pertma dihapus dengan menggunakan kapas berlkohol bersih hingga bersih
5. Kemudian jari
dipijat secara perlahan hingga keuar darah dari luka tadi, selanjutnya drah diteteskan
pada gelas objek empat tenpat yang
berbeda
6. Beberapa antisera diteteskan pada masing masing darah
yang telah dikeluarkan pada gelas objek.
7. Diteteskan 1 tetes
serum anti-A, serum anti-B, serum antiAB dan serum anti-RH+pada setiap darah yang tersedia di gelas preparat
8. Diaduk campuran masing-masing darah dengan antisera menggunakan tusuk gigi sceraa
terpisah.
9. Dibiarkan
beberapa saat, diperhatikan apa yang terjadi pada masing-masing campuran darah
dan antisera tersebut, campuran mana yang terjadi penggumpalam dan mana yang
tidak teradi penggumpalan.
VI. Hasil Pengamatan
Nama
|
G.darah
|
Anti-A
|
Anti-B
|
Anti-AB
|
Anti RH+
|
Neng Saadatul
M
|
A
|
*
|
-
|
*
|
*
|
Nadia
Muwahidah
|
AB
|
*
|
*
|
*
|
*
|
Adelisna
|
O
|
-
|
-
|
-
|
*
|
Yani Juniarti
|
A
|
*
|
-
|
*
|
*
|
Teguh Imshan K
|
B
|
-
|
*
|
*
|
*
|
Dini Rahmayanti
|
B
|
-
|
*
|
*
|
*
|
Keterangan :
* = Terjadi Penggumpalan
- = Tidak terjadi Penggumpalan
VII. Pembahasan
Praktikum yang berjudul uji golongan darah ini bertujuan untuk mengetahui
golongan darah setiap anggota masing masing kelompok. Praktikum kali ini
menggunakan darah segar setiap praktikan yang diambil dari semua mahasiswa
STKIP garut tingkat 3 kelas B-biologi angkatan 2015, sampel yang telah diambil kemudian diuji dengan
serum-serum yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam pengujian ini digunakan
sampel darah dan diperoleh hasil sebagai berikut.
Sampel darah milik Neng Saadatul Muharomah dan Yani Juniarti telah diketahui bergolongan darah A, hal
ini diuji kembali menggunakan Antisera A,B,AB dan RH+, Hasil yang
diperoleh pada golongan darah A yaitu terjadi penggumpalan pada sampel darah
yang di tetesi antisera A, AB dan RH+sedangkan pada antisera B tidak
terjadi penggumpalan.Hal ini menunjukan bahwa Individu dengan
golongan darah A memiliki sel darah merah atau eritrosit dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
serum darahnya, sehingga tidak terjadi penggumpalan pada darah yang ditetsi antigen-B.
Sampel darah milik Nadia Muwahidah, telah diketahui bergolongan darah AB
diuji kembali menggunakan antisera A,B,AB dan RH+ Hasil yang diperoleh
darah yang ditetesi baik dengan antiseraA,B,AB dan RH+semuanya mengalami penggumpalan. Hal ini
terjadi karena golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
maupun B, serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga orang yang bergolongan darah ABdapat menerima darah dari orang yang
bergolongan darah A, B, dan Odan disebut resipien
universal. Namun orang yang bergolongan darah AB tidak dapat mendonorkan
darah kecuali sesama AB.
Sampel darah milik Teguh Imshan Karim dan Dini Rahmayanti, telah diketahui
bergolongan darah B diuji kembali menggunakan antisera
A,B,AB dan RH+ Hasil yang diperoleh
darah yang ditetesi antisera B,AB dan RH+ mengalami penggumpalan sedangkan pada
serum A tidak ada penggumpalan. Hal ini terjadi karena golongan darah B
memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibody
terhadap antigen A dalam serum darahnya,
sehingga tidak terjadi penggumpalan pada darah yang ditetesi antigen-A.
Sampel darah milik
Ade Lisna, telah diketahui bergolongan darah O diuji kembali menggunakan
antisera A,B,AB dan RH+ hasil yang
diperoleh darah yang ditetesi antisera A,B,AB tidak terjadi penggumpalan
sedangkan pada serum RH+ terjadi penggumpalan. Hal ini terjadi
karena golongan darah O tidak memiliki Antigen (Aglutinogen),
namun memiliki aglutinin α (anti- A) dan β (anti-B). Oleh karena itu golongan
darah O termasuk donor darah universal, karena golongan darah O tidak meiliki
aglutinin (antigen) untuk digumpalkan oleh golongan darah lain, sehingga dapat
diberikan kepada resipien semua golongan darah. Namun golongan darah O hanya
dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah O juga.
pada hasil praktikum kali ini juga seemua praktikan kelompok kami memliki rhesus positif sebab pada saat semua sampel darah diuji dengan di tetesi oleh serum Anti-D, pada semua sampel darah terjadi penggumpalan. mengetahui rhesus ini sangat penting terutama dalam proses donor darah.
pada hasil praktikum kali ini juga seemua praktikan kelompok kami memliki rhesus positif sebab pada saat semua sampel darah diuji dengan di tetesi oleh serum Anti-D, pada semua sampel darah terjadi penggumpalan. mengetahui rhesus ini sangat penting terutama dalam proses donor darah.
VIII. Kesimpulan
Adapun cara untuk
menentukan golongan darah adalah sebagai berikut:
1. Golongan darah A,
apabila di dalam sel darah seseorang mengandung antigen A dalam
eritrosit dan aglutinin
β dalam plasma.
2. Golongan darah B,
apabila di dalam sel darah seseorang mengandung antigen B dalam
eritrosit dan aglutinin
α pada plasma.
3. Golongan darah AB,
apabila di dalam sel darah seseorang mengandung antigen A dan B
dalam eritrosit
tetapi tidak satupun terdapat aglutinin α dan β.
4. Golongan darah O, apabila di dalam
sel darah seseorang tidak mengandung antigen
A
dan B dalam eritrosit, tetapi terdapat kedua aglutinin α dan β dalam plasma.
DAFTAR PUSTAKA
https://nuruljumpol.wordpress.com/2015/03/05/pemeriksaan-golongan-darah-abo-dan-rhesus/
http://www.alodokter.com/memahami-karakteristik-golongan-darah-a-b-ab-dan-o
https://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah
LAMPIRAN
Golongan darah Teguh Menunjukan Golongan darah B |
Golongan darah Adelisna Menunjukan golongan darah O |
Golongan darah Nadi menunjukan Golongan darah AB |
Golongan darah Dini Menunjukan Golongan darah B |
Golongan darah Neng Saadatul menunjukan golongan darah A |
Golongan darah Yani Menunjukan Golongan darah A |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar