LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
KONSUMSI OKSIGEN PADA HEWAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu Oleh : Siti Nurkamilah, M.Pd
Disusun Oleh :
Nadia Muwahidah 15542031
Ade Lisna 15543005
Yani Juniarti 15543007
Dini Rahmayanti 15544005
Teguh Imshan Karim 15544006
Neng Saadatul Muharomah 15544007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2017
I. Judul Percobaan
Konsumsi Oksigen Pada Hewan
II. Tujuan
1.
Untuk mengukur banyaknya konsumsi
oksigen pada jangkrik
2.
Untuk mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhi di dalam respirasi
3.
Untuk mengetahui hubungan antara
kecepatan respirasi pada hewan dengan kecepatan
metabolismenya
Semua
makhluk hidup pasti melakukan pernapasan atau respirasi. Pernapasan merupakan
rangkaian proses sejak pengambilan gas atau udara, penggunaannya untuk memecah
zat, pengeluaran gas sisa pemecahan zat, serta pemanfaatan energi yang dihasilkannya,
yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup.
Pengambilan
gas dari lingkungannya berbeda-beda untuk setiap jenis makhluk hidup. Secara
garis besarnya pengambilan gas oleh makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu secara tidak langsung dan secara langsung.
Pernapasan
secara tidak langsung terjadi pada hewan yang belum mempunyai alat pernapasan
khusus. Sedangkan pernapasan secara langsung terjadi pada hewan yang telah mempunyai
alat pernapasan khusus.
Jenis
hewan amat banyak. Ada yang satu sel dan ada yang banyak sel. Ada yang telah
memiliki sistem organ tubuh dan ada pula yang belum memiliki sistem organ
tubuh. Oleh sebab itu, sistem pernapasannya pun amat bervariasi.
Hewan
bersel satu {uniseluler}, belum memiliki sistem organ, pernapasannya terjadi
secara langsung dari udara bebas langsung berdisfusi kedalam sel tubuhnya.
Hewan bersel banyak {multiseluler} yang tubuhnya cukup besar, umumnya
pernapasannya tidak tidak langsung, sehingga pertukaran udaranya ke dan dari
sel perlu bantuan alat pernapasan. Pada hewan besar umumnya bentuk alat
pernapasannya berupa permukaan tubuh, trakea, insang, dan paru-paru.
Serangga
adalah salah satu jenis makhluk hidup yang juga melakukan respirasi. Semua
jenis serangga membutuhkan oksigen untuk mempertahankan metabolisme tubuh dan
mempertahankan hidup. Berdasarkan sistem klasifikasi mahluk hidup. serangga digolongkan sebagai hewan
invertebrate kelas Arthropoda
atau hewan berbuku – buku.
Adapun alat pernapasan pada hewan berkaki
berbuku-buku, khususnya pada serangga adalah berupa pembuluh trakea. Udara
masuk dan keluar melalui lubang kecil yang disebut spirakel atau stigma yang
terdapat dikanan tubuhnya. Dari stigma udara terus masuk kepembuluh trakea
memanjang dan sebagian kekantong hawa. Trakea memanjang ini selanjutnya
bercabang-cabang menjadi saluran hawa yang halus yang masuk ke jaringan tubuh.
Oleh sebab itu, pada system trakea ini pengangkutan oksigen dan karbondioksida
tidak memerlukan bantuan system transportasi, khususnya darah.
Zat
kimia yang dikeluarkan sel-sel tubuh umumnya kekurangan oksigen. Oleh sebab
itu, pembuluh trakea bercabang-cabang hingga bagian tubuh yang demikian ini.
Pada serangga yang bertubuh besar, mengeluarkan gas sisa pernapasan ke trakea
karena pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
Berikut adalah
persamaan reaksi kimia yang terjadi pada proses respirasi:
Glukosa +
Oksigen → Karbon dioksida + Air + Energi (ATP)
C6H12O6 + 6O2 →
6CO2 + 6H2O + 2900 KJ
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi di
dalam proses respirasi pada hewan, antara lain :
1. Faktor Dalam
a) Aktivitas tubuh
b) Kondisi fisik
c) Jenis kelamin
d) Berat badan
2. Faktor Luar
a) Temperatur
b) Kadar O2 di dalam tubuh
c) Konsentrasi CO2 dalam udara
d) kelembapan
IV. Alat dan Bahan
Alat - alat :
1. Respirometer sederhana sebanyak 2 buah
2. Beaker gelas sebanyak 1 buah
3. Pipet tetes sebanyak 1 buah
4. Suntikan sebanyak 1 buah
Bahan -bahan :
1. Jangkrik (besar;kecil;jantan;betina) masing-masing satu
2. Kristal KOH secukupnya
3. Vaselin secukupnya
4. Methyen Blue secukupnya
5. Kapas secukupnya
V. Prosedur Kerja
1.
Dipersiapkan alat
dan bahan
2. Ditimbang jangkrik
dengan neraca analitik dan catat berat jangkrik tersebut
3. Dibungkus Kristal
KOH dengan kapas secukupnya
4. Dimasukan Kristal KOH
yang sudah di bungkus dengan kapas kedalam alat respirometer
sederhana beserta
jangkrik yang sudah di timbang
5.
Ditutup dengan
sambungan alat respirometer
6.
Untuk memastikan
udara tidak masuk kedalam alat respirometer sederhana, Ditambahkan
Vaselin pada
setiap sisi dari sambungan alat respirometer sederhana
7.
Diletakan
respirometer sederhana pada tempatnya
8.
Dimasukan secara
perlahan larutan Methylen Blue kedalam lubang respirasi pada alat
respirometer
sederhana dengan bantuan suntikan atau pipet tetes sampai batas 0 (nol)
9.
Diukur
pergerakan Methylen Blue secara berkala setiap 5 menit dengan stopwatch
10.
Dilakukan
pengukuran sebanyak 3 kali pada masing-masing percobaan
11.
Dihitung
pengukuran banyaknya konsumsi oksigen pada masing-masing jangkrik
VI. Hasil Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan pada Jangkrik jantan dan Betina
Jangkrik
|
Berat
|
Konsumsi oksigen (O2)
|
Rata-rata
|
||
5’ Pertama
|
5’ Kedua
|
5’ Ketiga
|
|||
Betina
|
0,32 gr
|
0,17 mL
|
0,01 mL
|
0,00 mL
|
0,06 mL
|
Jantan
|
0,46 gr
|
0,23 mL
|
0,14 mL
|
0,10 mL
|
0,16 mL
|
Konsumsi Oksigen dalam 1 gr selama 5 menit
a.
Jangkrik Jantan (Berat badan = 0,46)
= mL / menit / gr
= 0,16 / 5 menit / 0,46
= 0,0695 mL
b.
Jangkrik Betina (Berat badan = 0,32 gr)
= mL / menit / gr
= 0,06 / 5 menit / 0,32 gr
= 0,0375 mL
2. Tabel hasil pengamatan pada Jangkrik Jantan yang berbeda ukuran
Jangkrik
|
Berat
|
Konsumsi oksigen (O2)
|
Rata-rata
|
||
5’ Pertama
|
5’ Kedua
|
5’ Ketiga
|
|||
Jantan I
|
0,46 gr
|
0,23 mL
|
0,14 mL
|
0,10 mL
|
0,16 mL
|
Jantan II
|
0,17 gr
|
0,01 mL
|
0,00 mL
|
0,00 mL
|
0,003 mL
|
Konsumsi Oksigen dalm 1 gr selama 5 menit
1.
Jangkrik Jantan I (Berat badan = 0,46)
= mL / menit / gr
= 0,16 / 5 menit / 0,46
= 0,0695 mL
2.
Jangkrik Jantan II (Berat badan = 0,17gr)
= mL / menit / gr
= 0,003 mL / 5 menit / 0,17 gr
= 0,0035 mL
Kami malakukan percobaan dengan 2 metode, pengukuran
respirasi dengan menggunakan alat respirometer sederhana dengan sampel serangga
(jangkrik) dengan ciri-ciri yang diamati sebagai berikut
1. Jangkrik jantan dan jangkrik betina dengan masa yang
relatif sama
2. Jangkrik jantan I dan jangkrik jantan II dengan ukuran
tubuh yang berbeda
Pada metode pertama, jangkrik yang diamati yaitu jangkrik
jantan dan jangkrik betina dengan massa jangkrik jantan 0,46 gr dan massa
jangkrik betina 0,32 gr. Pengamatan dilakukan secara terpisah dengan 2
respirometer sederhana, dilihat dari faktor aktivitas jangkrik jantan lebih
aktif dibandingkan dengan jangkrik betina, faktor kondisi fisik jangkrik jantan
lebih lengkap dibandingkan jangkrik betina yang memiliki cacat pada tubuh
seperti patahnya kaki depan dan belakang, faktor berat badan jangkrik jantan
lebih besar dibandingkan jangkrik betina. Dari analisa ini dapat kami ketahui
bahwa konsumsi oksigen oleh jangkrik dipengaruhi :
a. Faktor aktivitas jangkrik
b. Faktor kondisi fisik jangkrik, dan
c. Faktor berat badan
Pada metode kedua, jangkrik yang diamati yaitu jangkrik
jantan I dan jankrik jantan II dengan massa jangkrik jantan I 0.46 gr dan massa
jangkrik jantan II 0.17. Pengamatan dilakukan secara terpisah dengan 2
respirometer sederhana. Pada jangkrik jantan II tidak terlalu aktif atau diam
sedangkan pada jangkrik jantan I aktif. Dari analisa ini dapat kami ketahui
bahwa konsumsi oksigen oleh jangkrik dipengaruhi :
a. Faktor aktivitas jangkrik
b. Berat badan jangkrik
VIII. Kesimpulan
Banyaknya konsumsi oksigen pada jangkrik
1.
Pada
jangkrik jantan (I) yang memiliki massa 0,46 gr mengkonsumsi oksigen sebanyak
0,069
mL / menit / gr
2.
Pada
jangkrik betina yang memiliki massa 0,32 gr mengkonsumsi oksigen sebanyak
0,0375
mL / menit / gr
3.
Pada
jangkik jantan II yang memiliki massa 0,17 gr mengkonsumsi oksigen sebanyak
0,0035
mL / menit / gr
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi jangkrik
1.
Aktivitas
jangkrik yang memerlukan energi dan kadar oksigen, jadi semakin aktif jangkrik
maka semakin besar kadar oksigen yang di butuhkan.
2.
Kondisi
Fisik yang cacat membuat jangkrik mengalami stres.
3.
Berat
badan jangkrik yang memakan banyak oksigen dalam otot untuk memberi energy
yang
diperlukan tubuh jangkrik.
Kecepatan respirasi jangkrik sangat dipengaruhi oleh laju
metabolisme tubuh jangkrik. Semakin cepat laju metabolisme jangkrik maka
semakin cepat penggunaan oksigen oleh jangkrik, dan semakin lambat laju
metabolisme jangkrik maka semakin lambat pula penggunaan oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
https://zaifbio.wordpress.com/2009/06/20/sistem-respirasi-hewan
https://dosenbiologi.com/hewan/sistem-pernapasan-pada-serangga
https://www.astalog.com/6864/tuliskan-reaksi-fotosintesis-dan-reaksi-respirasi.html
LAMPIRAN
Proses Respirasi pada jangkrik |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar