LAPORAN KULIAH LAPANGAN
LABORATORIUM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
UJI SISTEM OTOT FEMUR PADA KATAK
LABORATORIUM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
UJI SISTEM OTOT FEMUR PADA KATAK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu Oleh : Siti Nurkamilah, M.Pd
Disusun Oleh :
Adelisna 15543005
Yani Juniarti 15543007
Dini Rahmayanti 15544005
Teguh Imshan Karim 15544006
Neng Saadatul Muharomah 15544007
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MIPA DAN ILMU TERAPAN
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
IPI - GARUT
2018
I.
Judul Percobaan
Sistem Otot
Femur pada Katak
II.
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada
praktikum ini adalah :
1. Mempelajari
respon otot terhadap rangsangan listrik
2. Mengukur
kecepatan kontraksi tunggal otot rangka (otot femur).
3. Mempelajari
periode-periode kontraksi otot yang mengalami kelelahan.
III. Dasar Teori
Otot disebut
alat gerak aktif karena mampu menghasilkan gerakan tubuh. jaringan otot
seperti jaringan yang lain memiliki sifat peka terhadap rangsangan (sifat iritabilitas),
mamp[u merambatkan impuls (konduktivitas) mampu melaksanakan metabolism dan
reproduksi. Sifat jaringan otot yang khas adalah kemampuannya untuk
berkontrkasi (sifat kontraktilitas) yang tinggi. Sifat kontrkatilitas ini
disebabkan sel-sel otot memiliki protein kontraktil, yaitu aktin dan myosin
yang tidak dimiliki oleh jaringan yang lain.
Sifat
irritabilitas otot ditunjukkan oleh kemampuan otot untuk mengenal dan merespon
rangsangan yang langsung mengenainya, tanpa tergantung dari jaringan saraf yang
biasanya mengaktifkannya. Sifat irritabilitas ini dapat melemah, misalnya otot
dalam keadaan lelah, dan dapat meningkat apabila otot dalam kondisi yang
optimum (cukup makan dan oksigen).
Kemampuan
otot bergerak dikarenakan sel otot mengandung protein kontraktil, yaitu myosin
sebagai penyusun filament tebal,dan aktin, tropomiosin, troponin, sebagai
penyusun filament tipis. Selama kontraksi, filament-filamen bergerak relative
satu terhadap yang lain untuk menghasilkan pemendekan dan tegangan. Pergeseran
terjadi akibat siklus jembatan silang myosin yang berulang-ulang dengan
menggunakan energy ATP, yang dipicu oleh tingkat Ca++ sistolik
yang dibebaskan akibat adanya eksitasi pada membrane sel otot. Ada
tiga macam otot, yaitu otot polos, otot rangka, dan otot jantung yang struktur
fungsi serta sifat kontraksinya berbeda-beda.
IV.
Alat dan Bahan
Adapun
alat yang dignakan dalam praktikum kali ini yaitu:
1. Beker glass
2. Gunting Bedah
3. Kimograf
4. Stimulator
5. Flaw-jaw clamp
6. Double camp
7. Cawan Petri
Adapun
bahan yang di gunakan da;lam praktium ini yaitu:
1. Katak yang masih hidup
2. Larutan NaCl
3. Kapas
4. Benang
V. Langkah kerja
Adapun
lamgkah kerja yang dilakukan pada praktiku kali ini yaitu:
1. Alat
dan bahan disiapkan
peralatan yang akan digunakan dipasang sedemikian rupa sehingga untuk digunakan (kymograph,
stimulator dan
peralatan lainnya) hal ini dilakukan sebelum mengisolasi otot Gastrocnemius.
2. Katak
yang masih hidup di dipegang erat erat
kemudian bagian kaki kanan d jepit dan bagian
femur atau betis di poyong
3. Bagian
femur atau bets yang sudah di potong disimpan di meja pengamtan sedangkan
bagian
tubuh lainnya di masukan kedalam gelas kimia
4. Disediakan
kapas larutan NaCl di dalam cawan petri
agar tubuh katak tidak kering
5. Bagian
femur atau betis kemudian d kuliti semuanya menggunakan pisau bedah sampai
hanya
tertinggal otot dan rangkanya saja
6. Otot
femur atau betis kemudian di pisahkan dari rangkanya
7. Otot
yang sidah terpisah dari rangkakemudian d masukan kedalam larutan NaCl
8. Otot
yang sudah direndam dalam larutan NaCl kemudian diangkat dan direkatkan kembali
menggunakan jarum pentul kemudian d ikat oleh benang
9. Otot
yang sudah diikat digantungkan pada alat
kymograf dan disimpan pada bak serta di beri
larutan NaCl kembali
10. Otot
katak tersebut dihubungkan dengan arus listrik untuk mengetahui apakah otot
masih
merespon atau tidak
12. Dilakukan
perangsangan otot menggunakan kawat listrik yang di hubungkan dengan rangsang
induksi pada stimulaor sedangkan segnal magnet dihubungkan pada magnet
13. Diberikan
rangsangan sekecil mungkin untuk melihat respon otot minimal
14. Dilanjutkan
dengan pemberian tegangan yang lebih besar untuk diamati respon yang cuku kuat
15. Diamati
setiap respon gerak dari otot tersebut dan percobaan dihentikan apabila sudah
didapatkan kontraksi minimal dari otot tersebut
VI.
Hasil pengamatan
Pada praktikum kali ini di dapatkan
hasil pengamatan yaitu:
1. Otot
femur katak yang sudah dikuliti ketika diberi aliran listrik ternyata masih
memberi
respon gerak berupa getaran meskipun otot tersebut sudah berpisah dari
bagian tubuh lannya
terutama dari otak sebagai pusat pengendali saraf.
2. Arus
listrik digunakan sebagai sumber rangsang untuk mengetahui respon gerak otot femur
3. Aliran
listrik yang diberikan pada otot femur
katak yang digantung memberikan respon.
Semakin kecil aliran listrik respon gerak atau getaran semakin kecil,
sedangkan semakin
besar rangsangan berupa arus listrik yang diberikan maka
respon semakun cepat. Semakin
cepat respon maka grafik yang dihasilkan semakin
tinggi dapat dilihat pada grafik
4. Lama
kelamaan respon pada otot yang di aliri listrik tersebut melemah setelah
memberikan
respon cepat berupa gerakan tunggal
5. Pada
akhirnya otot femur tersebut tidak memberikn respon apapun atau disebut tonus
ditandai dengan perubahan grafik yang menjadi datar
6. Katak
menunjukan respon tunggal pada akhir pengamatan
VII.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil yaitu otot femur
katak yang telah dipisahkan dengan bagian tubuh lainnya ketika dialiri arus
listrik masih tetap memberikan respon.
Pada
saat sebelum melakukan pembedahan maka harus selalu disediakan laritan NaCl dan
kapas pada cawan petri. Pemberian
larutan NaCl bertujuan agar otot katak tetap basah dan tidak mengalami
kekeringan serta otot katak tetap
aktif sehingga kontraksi tot tetap
terjadi. Selain itu juga larutan NaCl
juga merupakan ion pembentuk ATP yang dapatmenjadi sumber energi terhadapa
otot katak tersebut saat berkontraksi dengan arus listrik
Rangsangan
berupa arus listrik yang diberikan pada katak dimulai dengan rangsangan kecil.
Dilakukan dengan menekan tombol pada stimulator kemudian arus listrik akan
mengalir melalui statif dan mengenai otot femur katak. Terlihat bahwa otot
femur memberikan respon gerak berupa getaran kecil atau di ebut fase laten
dimana otot hanya merespon gerakan tunggal, dapat dilihat pada grafik garis
garis yang terlihat hanya gerakan lurus saja
Kemudian diberikan rangsangan dengan mnekan
tombol stimulator berkali kali, otot femur masih memberikan respon yang getar
lebih cepat. Hal itu dapat terlihat dari garis garis yang terdapat dalam grafik
kymograf.
Ketika
otot femur diberikan rangsangan terus menerus dengan cara diberi aliran listrik
dengan cepat dan bertubi tubi dengan
menekan tombol stimulator secara cepat maka kontraksi atau respon gerak otot
menjadi semakin cepat akan mengalami kelelahan atau disebut juga tetani. Dari
grafik terlihat bahwa garis garis yang dihasilkan lebih tinggi dari sebelumnya
atau garis yang dihasilka lebih berirama ketika otot memberikan respon cepat. Fase ini disebut fase kontraksi dan fase
relaksasi. Pada saat respon otot melemah garis yang dihasilkan terus menutun Hal
ini disebabkan karena otot kehabisan energi atau ATP sehingga respon meemah dan
gerak yang ditimbulkanpun semakin kecil sampai otot tersebut tidak memberikan
respon lagi. Ketika otot tidak memberikan respon lagi berarti pada otot femur
katak tersebut sudah benar benar tidak ada energi untuk memberi respon
VII. Kesimpulan
1. Otot
femur katak yang sudah dikuliti dan dipotong
masih merespon gerakan berupa getaran
ketika diberi respon aliran
listrik
Semakin
kecil rangsang semakin kecil respon, semakin besar dan cepat rangsang semakin
cepat respon yang dihasilkan.
2. Beradasarkan
grafik Kontraksi otot tunggal dibagi menjadi tiga periode yaitu periode
laten(periode tersembunyi) yaitu waktu saat aal pemberian rangsangan dengan
permulaan
terjadinya rangsang. Periode kontraksi (penegangan), waktu
berlangsungnya otot memendek.
Periode
relaksasi(pengenduran), waktu untuk otot kembali ke semula
3. Otot
yang mengalami kelelahan ditandai dengan tidak responnya otot terhadap
rangsangan
listrik yang diberikan(tonus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar