Jumat, 19 Januari 2018

Sistem Saraf Refleksi Pada Katak

LAPORAN KULIAH LAPANGAN 
LABORATORIUM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UJI PENENTUAN REFLEKSI PADA KATAK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah 
Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu Oleh : Siti Nurkamilah, M.Pd



Disusun Oleh :

                                                     Nadia Muwahidah               15542031
                                                     Adelisna                                 15543005
                                                     Yani Juniarti                          15543007
                                                     Dini Rahmayanti                  15544005
                                                     Teguh Imshan Karim           15544006
                                                     Neng Saadatul Muharomah 15544007




JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MIPA DAN ILMU TERAPAN
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
IPI - GARUT
2018




I.                 Judul Praktikum
Refleks Pada Katak
II.              Tujuan Praktikum
Mempelajari Refleks Normal Dan Spinal Pada Katak
III.             Landasan Teori
Tiap bagian suusnan saraf pusat mempunyai fungsi tertentu dengan sifat merangsang (fasilitasi) atau menghambat (inhibisi) bagian-bagianb tertentu dari otak dan selanjutnya mengamati reaksi reaksi yang timbul,dapat diambil kesimpulan yang tepat mengeanai fungsi bagian-bagian tersebut , tetapi dapat juga bagian-bagian tubuh yang lain. Hal ini terjadi karena bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat ,maka rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf aferen berpusat. Dipusat, rangsangan tersebut diteruskan melalui beberapa saraf asesoris menuju ke beberapa saraf aferen berpusat. Dipusat rangsangan tersebut diteruskan melalui beberapa saraf asesoris menuju ke beberapa saraf aferen  dan lebih dari satu efektor. Jadi apabila saraf aferen terangsang, efektor-efektor tersebut akan serempak bereaksi.
      Unit dasar aktivitas integrative saraf adalah busur reflek. Busur ini terdiri dari organ sensorik, reseptor neuron aferen, satu sinap atau lebih pada integrasi sentral. Neuron aferen dan efektor. Pada mammalia dan manusia, hubungan neuron aferen dan eferen saraf somatic adalah dalam otak atau medulla spinalis.
      Neuron aferen termasuk melalui radiks dorsal atau saraf-saraf kranial dan badan selnya terletak pada gangliom radiks dorsal atau gangliom yang sejenis dari saraf kranial , serabut efern meninggalkan rangsang melalui radiks ventral atau saraf motoric kranial yang sejenis. Didapatkan dua macam reflex yaitu:
a.       Refleks monosinaps, dimana hanya terdapat satu sinaps antara serabut aferen dari eferen (contoh: reflex pada bagian patella atau reflex achilles)
b.       Refleks polisisnaps yang mempunyai busus reflex dengan lebih dari satu interneuoron diantara neuron aferen dan eferen (contoh: reflex pada kornea mata)
Aktivitas Refkeks baik yang monosinaps dan polisisnaps adalah stereotype dan spesifik menurut perangsangan dan responnya, dimana rangsangan tertentu akan menimbulkan jawaban tertentu pula.

IV.             Alat Dan Bahan Praktikum

Ø  Alat-alat praktikum
1.      Bak bedah

2.      Statif

3.      Rantai penggantung katak


4.      Sonde/pengaduk gelas


5.      Gunting bedah



6.      Beaker gelas



Ø  Bahan praktikum

1.      Katak 

2.      Larutan HNO3 encer
3.      Larutan H2SO4 : 1%, 3%, 5%

4.      Larutan fisiologis NaCL 0.6 %)


V.                   Cara kerja
1.      Cara Kerja Katak Normal
a.   Dipegang katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan digenggam kedua kaki belakangnya, kemudian didekatkan pada gelas pengaduk/ sonde pada daerah mata. Diamati refleks yang terjadi.
b.     Disentuh nares eksterna pada katak tersebut dan diperhatikan gerakan nares eksterna tersebut.
c.     Diuusap bagian tenggorokan samapi bagian perut dan diperhatikan gerakan reflleks yang terjadi
d.  Digores/disentuh bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi
e.  Dipegang kedua kaki depannya dan membiarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian menggoreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam HNO3 Encer pada punggungya. Diamati apa yang terjadi?
f.  Dilakukan sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telah mengalamai dekapitasi.
2.      Cara kerja katak yang telah didekapitasi
Seekor katak yang telah dihilangkan otaknya katak yang hanya memiliki spinal (spinal frog) atau katak didekapitasi. Ketika mengangkat otaknya mengerjakan dengan hati-hati agar tifak merusak tulang belakangnya(spinal cord) . Diperhatikan cara berikut: Dimasukan gunting bedah ke dalam mulut katak dan menganngakat kepalanya, kemudian menggunting dibawah membrane timpani. Ditutup ujung potongan tersebut dengan kapas dan menggantung katak tersebut pada statif dengan mengkait rahang bawahnya. Diteteskan larutan fisiologis agar kesadarannya pulih kembali. Setelah katak siuman mengerjakan hal-hal berikut:
a.       Dimasukan katak tersebut kedalam akuarium , diperhatikan gerakannya
b.   Kemudian diterlentangkan katak pada bak bedah, diperhatikan apakah katak berusaha untuk membalikan badannya atau tidak
c.      Selanjutnya diletakan katak tadi pada bidang miring mengarah ke bawah bidang tersebut, diperhatikan gerakannya
d.     Digantung katak tersebut pada bagian rahang bawahnya.
e.      Dilakukan sumasi dengan ransang zat-zat kimia seperti berikut:
·    Disesuaikan tiga gelas beaker yang masing-masing berisi larutan H2SO4 1%, 3%, 5%. Dicelupkan ujung jari katak pada larutan yang terlemah.
·        Diulangi beberapa kali  sampai terjadi respon
·   Dicelupkan ujung jari kaki katak tersebut pada larutan yang lebih kuat, diperhatikan sebelum dicelupkan jari katak dicuci terlebih dahulu
·   Disentuh jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas . diperhatikan reaksinya?

·   Disentuh pula bagian ventral/perutnya dengan benda panas, bagaimana reaksinya?


VI.                   Hasil Pengamatan

1.      Hasil Pengamatan katak normal

Jenis rangsang
Tanggapan yang diberikan oleh katak
Keterangan
Dengan sonde
Mata katak dan kelopak berkedip bagian pupil mengecil
Refleks polisinaps
Dengan sentuhan tangan
Terjadi gerakan kembang kempis pada nares eksterna
Refleks polisinaps
Dengan sentuhan tangan
Tidak ada respon apapun
Refleks polisinaps
Dengan sentuhan tangan
Mengendap/menolak respon
Refleks polisinaps
Gelas pengaduk dengan HNO3 encer
Bergerak / semua tubuh merespons
Refleks monosinaps



2.      Hasil pengamatan katak yang telah didekapitasi

Jenis rangsang
Tanggapan yang diberikan oleh katak
Keterangan
Dimasukan dalam beaker gelas
Katak berenang dan Terjadi gerakan pada kakinya
Refleks monosinaps
Bak bedah
Katak tidak berusaha membalikan badannya tapi kakinya bergerak
Refleks monosinaps
Bak bedah dibidang miringkan
Katak tidak bergerak
Tidak ada refleks
Rantai penggantung melakukan sumasi dengan rangsangan zat-zat kimia
·         1 % : dicelupkan pada kaki kiri ,kaki bergerak
·         3% : dicelupkan pada kaki kiri , bergerak lebih cepat, respon cepat
·         5 %: respon lambat , bergerak
Refleks monosinaps
Dengan sonde dipanaskan
Tidak terjadi respon apapun
Tidak ada refleks
Dengan sonde dipanaskan
Merespon, perut bergerak
Refleks polisinaps



VII.                   Pembahasan
Pada praktikum sistem saraf dilakukan 2 percobaan yaitu perlakuan pada katak normal dan pada katar yang telah didekapitasi (seekor katak yang telah di hilangkan otaknya atau hanya memiliki spinal). Tujuan pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui refleks normal dan spinal pada katak. Ada tiga rangsangan yang dilakukan yaitu, rangsangan mekanis, rangsangan kimia dan rangsangan termis.
Pada rangsangan mekanis, dilakukan dengan menggunakan pengaduk atau sonde. Hasil yang didapat adalah pada katak normal, saat nares eksterna pada katak tersebut disentuh terjadi kedipan mata. Pada anggota badan anterior diusap bagian tenggorokan sampai bagian perut dan hasilnya kaki katak bergerak. Dan pada saat bagian lateral atau dorsal tubuh katak di gores/di sentuh katak tersebut tidak memberikan respon apapun (tidak berbunyi).
Pada rangsangan kimia dilakukan dengan meneteskan HNO3 encer pada bagian punggungnya. Hasil yang didapat adalah pada katak normal setelah ditetesi HNO3 katak tersebut berontak sedangkan pada katak yang telah didekapitasi, katak tersebut di gantung pada statif dengan mengaitkan rahang bawahnya kemudian ditetesi dengan larutan fisiologis (HNO3) agar kesadarannya kembali pulih. Pada saat katak tersebut dimasukan ke dalam akuarium kaki katak bergerak, kemudian katak di telentangkan pada bak bedah dan katak tersebut tidak bergerak. Selanjutnya diletakan pada bidang miring katak tersebut juga tidak bergerak, Sedangkan pada katak yang telah didekapitasi dicelupkan ujung jari katak pada larutan yang terlemah yaitu larutan H2SO4 1%, 3%, dan 5% yang telah disediakan pada 3 beaker glass. Respon yang di hasilkan pada larutan 1% dicelupkan kaki kiri dan kemudian memnggerakan kaki belakang. Pada larutan 3% bergerak lebih cepat tetapi tubuh merespon lambat. Dan pada larutan 5% jantung berdetak lebih cepat tetapi respon tubuh lebih lambat (berontak).
Pada rangsangan termis, dilakukan dengan menempelkan besi yang teah dipanaskan. Hasil yang didapat yaitu pada katak yang telah didekapitasi, saat jari kaki belakang dan jari kaki depan disentuh tidak ada respon. Kemudian di sentuh bagian ventral/perutnya katak tersebut memberikan respon (peruty bergerak).
Pada katak didekapitasi yang ditusuk adalah bagian anterior otak yang menghubungkan membran timpani. Yang dirusak adalah bagian cerebrum (otak besar). Katak spinal merupakan katak dengan kondisi otak yang rusak tetapi respon yang dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat pengguntingan dengan gunting pada saat praktikum.
Penurunan reaksi katak karena koordinasi yang tidak baik lagi antara sel-sel saraf akibat pengguntingan. Pada kondisi katak normal, katak memberikan respon sangan kuat karena katak masih memiliki sistem saraf pusat yang normal sehingga penyampaian impuls tidak terganggu.
Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar terhadap suatu stimulus tertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron, membentuk suatu busur refleks. Dua neuron aferen, sensoris, atau efektor. Umumnya satu atau lebih neuron penghubung (interneuron) terletak diantara neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun refleks dapat melibatakan berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom, refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks pemukulan ligamentum patela (suatu tendon), sehingga menyebabkan otot lutut terlentang. Apabila tempurung lutut tiba-tiba membengkok, gerakan ini akan merentangkan otot quadriseps sehingga melahirkan refleks yang menyebabkan quadriseps berkontraksi. Akibatnya terjadi perentangan lutut.
Kenyataan bahwa aksi refleks ini tidak memerlukan kontrol kesadaran dapatlah ditunjukan dengan seekor hewan, misalnya katak, yang otaknya telah diambil dengan cara memotong korda spinalis. Seekor hewan yang telah diputuskan kolumna spinalisnya disebut hewan spinal, karena semua aktivitas arah kandal dari lokasi pemotongan itu pastilah hanya karena korda spinalisnya tidak ada lagi hubungannya dengan otak.

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak normal, rangsang yang diberikan menghasilkan respon yang normal pula. Namun terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon. 


VIII.                   Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum yang kami laksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
·      Katak normal menunjukan reaksi yang normal terhadap semua perlakuan atau 
     rangsangan

·   Terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi, akan tetapi katak yang telah didekapitasi masih dapat memberikan respon. Karena katak yang otaknya telah diambil dengan cara memotong korda spinalis masih bisa memberikan respon   karena semua aktivitas arah kandal dari lokasi pemotongan itu pastilah hanya karena korda spinalisnya tidak ada lagi hubungannya dengan otak.



DAFTAR PUSTAKA

Iswari. Mega.2010. Anatomi Fisiologi dan Dasar Neurologi (Dasar Ilmu Faal dan Saraf   
untuk Pendidikan Luar Biasa). Padang : UNP Press

Pearce. Evelyn.C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta :PT. Gramedia

Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan Zoologi 
UGM


PERTANYAAN
1.      Pada katak yang telah didekapitasi apakah masih sanggup merespon setiap rangsang yang diberikan?jelaskan jawaban anda?
Jawab : Sanggup,terutama gerak refleks yang berasal dari sumsum tulang belakang
2.      Apakah yang dimaksud dengan refleks? Jelaskan bagaimana mekanismenya!
Jawab :
Ø  Yang dimaksud dengan  refleks: Refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya rangsang.
Ø  Mekanisme Refleks

Rangsang----> reseptor----> neuron sensorik----> konektor( otak /sumsum tulang belakang)----> neron motoric----> efektor.


LAMPIRAN









Tidak ada komentar:

Posting Komentar