LAPORAN KULIAH LAPANGAN
LABORATORIUM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
UJI PENENTUAN REFLEKSI PADA KATAK
LABORATORIUM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
UJI PENENTUAN REFLEKSI PADA KATAK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu Oleh : Siti Nurkamilah, M.Pd
Disusun Oleh :
Adelisna 15543005
Yani Juniarti 15543007
Dini Rahmayanti 15544005
Teguh Imshan Karim 15544006
Neng Saadatul Muharomah 15544007
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MIPA DAN ILMU TERAPAN
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
IPI - GARUT
2018
I. Judul Praktikum
Refleks Pada Katak
II. Tujuan Praktikum
Mempelajari Refleks
Normal Dan Spinal Pada Katak
III.
Landasan
Teori
Tiap
bagian suusnan saraf pusat mempunyai fungsi tertentu dengan sifat merangsang (fasilitasi)
atau menghambat (inhibisi) bagian-bagianb tertentu dari otak dan selanjutnya
mengamati reaksi reaksi yang timbul,dapat diambil kesimpulan yang tepat
mengeanai fungsi bagian-bagian tersebut , tetapi dapat juga bagian-bagian tubuh
yang lain. Hal ini terjadi karena bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat
,maka rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf aferen berpusat. Dipusat,
rangsangan tersebut diteruskan melalui beberapa saraf asesoris menuju ke
beberapa saraf aferen berpusat. Dipusat rangsangan tersebut diteruskan melalui
beberapa saraf asesoris menuju ke beberapa saraf aferen dan lebih dari satu efektor. Jadi apabila
saraf aferen terangsang, efektor-efektor tersebut akan serempak bereaksi.
Unit dasar aktivitas integrative saraf adalah busur reflek.
Busur ini terdiri dari organ sensorik, reseptor neuron aferen, satu sinap atau
lebih pada integrasi sentral. Neuron aferen dan efektor. Pada mammalia dan
manusia, hubungan neuron aferen dan eferen saraf somatic adalah dalam otak atau
medulla spinalis.
Neuron aferen termasuk melalui radiks dorsal atau saraf-saraf
kranial dan badan selnya terletak pada gangliom radiks dorsal atau gangliom
yang sejenis dari saraf kranial , serabut efern meninggalkan rangsang melalui
radiks ventral atau saraf motoric kranial yang sejenis. Didapatkan dua macam
reflex yaitu:
a. Refleks
monosinaps, dimana hanya terdapat satu sinaps antara serabut aferen dari eferen
(contoh: reflex pada bagian patella atau reflex achilles)
b. Refleks polisisnaps yang mempunyai busus
reflex dengan lebih dari satu interneuoron diantara neuron aferen dan eferen
(contoh: reflex pada kornea mata)
Aktivitas
Refkeks baik yang monosinaps dan polisisnaps adalah stereotype dan spesifik
menurut perangsangan dan responnya, dimana rangsangan tertentu akan menimbulkan
jawaban tertentu pula.
IV.
Alat Dan Bahan Praktikum
Ø Alat-alat
praktikum
1. Bak
bedah
2. Statif
3. Rantai
penggantung katak
4. Sonde/pengaduk
gelas
5. Gunting
bedah
6. Beaker
gelas
Ø Bahan
praktikum
1. Katak
2. Larutan
HNO3 encer
3. Larutan
H2SO4 : 1%, 3%, 5%
4. Larutan
fisiologis NaCL 0.6 %)
V. Cara kerja
1. Cara
Kerja Katak Normal
a. Dipegang
katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan digenggam kedua kaki belakangnya,
kemudian didekatkan pada gelas pengaduk/ sonde pada daerah mata. Diamati refleks
yang terjadi.
b. Disentuh
nares eksterna pada katak tersebut dan diperhatikan gerakan nares eksterna
tersebut.
c. Diuusap
bagian tenggorokan samapi bagian perut dan diperhatikan gerakan reflleks yang
terjadi
d. Digores/disentuh
bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi
e. Dipegang
kedua kaki depannya dan membiarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian
menggoreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam HNO3
Encer pada punggungya. Diamati apa yang terjadi?
f. Dilakukan
sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telah mengalamai dekapitasi.
2. Cara
kerja katak yang telah didekapitasi
Seekor
katak yang telah dihilangkan otaknya katak yang hanya memiliki spinal (spinal frog) atau katak didekapitasi.
Ketika mengangkat otaknya mengerjakan dengan hati-hati agar tifak merusak
tulang belakangnya(spinal cord) . Diperhatikan
cara berikut: Dimasukan gunting bedah ke dalam mulut katak dan menganngakat
kepalanya, kemudian menggunting dibawah membrane timpani. Ditutup ujung
potongan tersebut dengan kapas dan menggantung katak tersebut pada statif dengan
mengkait rahang bawahnya. Diteteskan larutan fisiologis agar kesadarannya pulih
kembali. Setelah katak siuman mengerjakan hal-hal berikut:
a. Dimasukan
katak tersebut kedalam akuarium , diperhatikan gerakannya
b. Kemudian
diterlentangkan katak pada bak bedah, diperhatikan apakah katak berusaha untuk
membalikan badannya atau tidak
c. Selanjutnya
diletakan katak tadi pada bidang miring mengarah ke bawah bidang tersebut, diperhatikan
gerakannya
d. Digantung
katak tersebut pada bagian rahang bawahnya.
e. Dilakukan
sumasi dengan ransang zat-zat kimia seperti berikut:
· Disesuaikan tiga gelas beaker yang
masing-masing berisi larutan H2SO4 1%, 3%, 5%. Dicelupkan ujung jari katak pada
larutan yang terlemah.
· Diulangi beberapa kali sampai terjadi respon
· Dicelupkan ujung jari kaki katak
tersebut pada larutan yang lebih kuat, diperhatikan sebelum dicelupkan jari
katak dicuci terlebih dahulu
· Disentuh jari kaki belakang dan jari
kaki depan dengan benda panas . diperhatikan reaksinya?
· Disentuh pula bagian ventral/perutnya
dengan benda panas, bagaimana reaksinya?
VI.
Hasil Pengamatan
1. Hasil
Pengamatan katak normal
Jenis rangsang
|
Tanggapan yang diberikan
oleh katak
|
Keterangan
|
Dengan sonde
|
Mata katak dan kelopak berkedip
bagian pupil mengecil
|
Refleks
polisinaps
|
Dengan sentuhan tangan
|
Terjadi
gerakan kembang kempis pada nares eksterna
|
Refleks
polisinaps
|
Dengan sentuhan tangan
|
Tidak
ada respon apapun
|
Refleks
polisinaps
|
Dengan sentuhan tangan
|
Mengendap/menolak respon
|
Refleks
polisinaps
|
Gelas pengaduk dengan HNO3
encer
|
Bergerak
/ semua tubuh merespons
|
Refleks
monosinaps
|
2. Hasil
pengamatan katak yang telah didekapitasi
Jenis rangsang
|
Tanggapan
yang diberikan oleh katak
|
Keterangan
|
Dimasukan dalam beaker gelas
|
Katak berenang dan Terjadi
gerakan pada kakinya
|
Refleks monosinaps
|
Bak bedah
|
Katak tidak berusaha
membalikan badannya tapi kakinya bergerak
|
Refleks monosinaps
|
Bak bedah dibidang miringkan
|
Katak tidak bergerak
|
Tidak ada refleks
|
Rantai penggantung melakukan sumasi dengan
rangsangan zat-zat kimia
|
·
1 % : dicelupkan pada kaki kiri ,kaki bergerak
·
3% : dicelupkan pada kaki kiri , bergerak lebih
cepat, respon cepat
·
5 %: respon lambat , bergerak
|
Refleks monosinaps
|
Dengan
sonde dipanaskan
|
Tidak terjadi respon apapun
|
Tidak ada refleks
|
Dengan
sonde dipanaskan
|
Merespon, perut bergerak
|
Refleks polisinaps
|
VII.
Pembahasan
Pada
praktikum sistem saraf dilakukan 2 percobaan yaitu perlakuan pada katak normal
dan pada katar yang telah didekapitasi (seekor katak yang telah di hilangkan
otaknya atau hanya memiliki spinal). Tujuan pada praktikum ini yaitu untuk
mengetahui refleks normal dan spinal pada katak. Ada tiga rangsangan yang
dilakukan yaitu, rangsangan mekanis, rangsangan kimia dan rangsangan termis.
Pada
rangsangan mekanis, dilakukan dengan menggunakan pengaduk atau sonde. Hasil
yang didapat adalah pada katak normal, saat nares eksterna pada katak tersebut
disentuh terjadi kedipan mata. Pada anggota badan anterior diusap bagian
tenggorokan sampai bagian perut dan hasilnya kaki katak bergerak. Dan pada saat
bagian lateral atau dorsal tubuh katak di gores/di sentuh katak tersebut tidak
memberikan respon apapun (tidak berbunyi).
Pada
rangsangan kimia dilakukan dengan meneteskan HNO3 encer pada bagian
punggungnya. Hasil yang didapat adalah pada katak normal setelah ditetesi HNO3
katak tersebut berontak sedangkan pada katak yang telah didekapitasi, katak
tersebut di gantung pada statif dengan mengaitkan rahang bawahnya kemudian
ditetesi dengan larutan fisiologis (HNO3) agar kesadarannya kembali
pulih. Pada saat katak tersebut dimasukan ke dalam akuarium kaki katak
bergerak, kemudian katak di telentangkan pada bak bedah dan katak tersebut
tidak bergerak. Selanjutnya diletakan pada bidang miring katak tersebut juga
tidak bergerak, Sedangkan pada katak yang telah didekapitasi dicelupkan ujung
jari katak pada larutan yang terlemah yaitu larutan H2SO4 1%, 3%,
dan 5% yang telah disediakan pada 3 beaker glass. Respon yang di hasilkan pada
larutan 1% dicelupkan kaki kiri dan kemudian memnggerakan kaki belakang. Pada
larutan 3% bergerak lebih cepat tetapi tubuh merespon lambat. Dan pada larutan
5% jantung berdetak lebih cepat tetapi respon tubuh lebih lambat (berontak).
Pada
rangsangan termis, dilakukan dengan menempelkan besi yang teah dipanaskan.
Hasil yang didapat yaitu pada katak yang telah didekapitasi, saat jari kaki belakang
dan jari kaki depan disentuh tidak ada respon. Kemudian di sentuh bagian
ventral/perutnya katak tersebut memberikan respon (peruty bergerak).
Pada
katak didekapitasi yang ditusuk adalah bagian anterior otak yang menghubungkan
membran timpani. Yang dirusak adalah bagian cerebrum (otak besar). Katak spinal
merupakan katak dengan kondisi otak yang rusak tetapi respon yang dihasilkan
tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan sistem
saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat pengguntingan dengan
gunting pada saat praktikum.
Penurunan
reaksi katak karena koordinasi yang tidak baik lagi antara sel-sel saraf akibat
pengguntingan. Pada kondisi katak normal, katak memberikan respon sangan kuat
karena katak masih memiliki sistem saraf pusat yang normal sehingga penyampaian
impuls tidak terganggu.
Refleks
adalah suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat
otomatis atau tanpa sadar terhadap suatu stimulus tertentu. Respon tersebut
melibatkan suatu rantai yang yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron,
membentuk suatu busur refleks. Dua neuron aferen, sensoris, atau efektor.
Umumnya satu atau lebih neuron penghubung (interneuron) terletak diantara
neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun refleks dapat melibatakan berbagai
bagian otak dan sistem saraf otonom, refleks yang paling sederhana adalah
refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang yang
digambarkan dengan refleks pemukulan ligamentum patela (suatu tendon), sehingga
menyebabkan otot lutut terlentang. Apabila tempurung lutut tiba-tiba
membengkok, gerakan ini akan merentangkan otot quadriseps sehingga melahirkan
refleks yang menyebabkan quadriseps berkontraksi. Akibatnya terjadi perentangan
lutut.
Kenyataan
bahwa aksi refleks ini tidak memerlukan kontrol kesadaran dapatlah ditunjukan
dengan seekor hewan, misalnya katak, yang otaknya telah diambil dengan cara
memotong korda spinalis. Seekor hewan yang telah diputuskan kolumna spinalisnya
disebut hewan spinal, karena semua aktivitas arah kandal dari lokasi pemotongan
itu pastilah hanya karena korda spinalisnya tidak ada lagi hubungannya dengan
otak.
Dari hasil
pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak normal, rangsang yang
diberikan menghasilkan respon yang normal pula. Namun terjadi pengurangan
frekuensi respon pada katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon.
Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak
masih mampu memberikan respon.
VIII.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari
praktikum yang kami laksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
· Katak normal menunjukan reaksi yang
normal terhadap semua perlakuan atau
rangsangan
· Terjadi pengurangan frekuensi respon
pada katak yang telah didekapitasi, akan tetapi katak yang telah didekapitasi
masih dapat memberikan respon. Karena katak yang otaknya telah diambil dengan
cara memotong korda spinalis masih bisa memberikan respon karena semua aktivitas arah kandal dari
lokasi pemotongan itu pastilah hanya karena korda spinalisnya tidak ada lagi
hubungannya dengan otak.
DAFTAR PUSTAKA
Iswari. Mega.2010. Anatomi Fisiologi dan Dasar Neurologi (Dasar Ilmu Faal dan Saraf
untuk Pendidikan Luar Biasa). Padang : UNP Press
Pearce. Evelyn.C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta :PT. Gramedia
Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan Zoologi
UGM
PERTANYAAN
1. Pada
katak yang telah didekapitasi apakah masih sanggup merespon setiap rangsang
yang diberikan?jelaskan jawaban anda?
Jawab : Sanggup,terutama
gerak refleks yang berasal dari sumsum tulang belakang
2. Apakah
yang dimaksud dengan refleks? Jelaskan bagaimana mekanismenya!
Jawab :
Ø Yang
dimaksud dengan refleks: Refleks adalah
gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya
rangsang.
Ø Mekanisme
Refleks
Rangsang----> reseptor---->
neuron sensorik----> konektor( otak /sumsum tulang belakang)----> neron
motoric----> efektor.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar