Jumat, 19 Januari 2018

Sistem Ekskresi

LAPORAN KULIAH LAPANGAN 
LABORATORIUM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UJI PENENTUAN SISTEM EKSKRESI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah 
Praktikum Fisiologi Hewan yang Diampu Oleh : Siti Nurkamilah, M.Pd



Disusun Oleh :

                                                     Nadia Muwahidah               15542031
                                                     Adelisna                                 15543005
                                                     Yani Juniarti                          15543007
                                                     Dini Rahmayanti                  15544005
                                                     Teguh Imshan Karim           15544006
                                                     Neng Saadatul Muharomah 15544007







JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MIPA DAN ILMU TERAPAN
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
IPI - GARUT
2018



I.                   Judul Percobaan
Sistem Ekskresi
II.                Tujuan Percobaan
·         Untuk memeriksa ada tidaknya glukosa dalam urine.
·         Untuk memeriksa ada tidaknya chloride dalam urine
·         Untuk mengenal bau amonia dari hasil pengamatan urea dalam urine
III.             Dasar Teori
System urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kantung kemih, dengan menghasilkan urin yang  merupakan hasil sisa metabolisme. Ginjal mempertahankan susunan kimia cairan tubuh melalui beberapa proses yaitu filtrasi plasma darah oleh glomerulus, absorpsi kembali secara selektif zat-zat seperti garam, air, gula sederhana, asam amino oleh tubulus, dan sekresi zat-zat oleh tubulus dari darah kedalam lumen tubulus dalam bentuk urin. Proses sekresi ini mengikutsertakan penahanan kalium, asam urat, amino organic, dan ion hydrogen yang berfungsi untuk memperbaiki komponen buffer darah dan mengeluarkan zat-zat yang mungkin terjadi.
Setiap harinya ginjal manusia bekerja menyaring darah dan menghasilkan urine. Jumlah Urine yang dihasilkan setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jumlah air yang dikonsumsi, suhu serta tekanan yang dialami seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa urin manusia rata-rata berwarna kekuningan dan sedikit berbau. Nantinya didalam laporan ini akan dijelaskan apa saja yang terkandung didalam urine manusia.
Proses Pembentukan Urin :
1. Filtrasi (penyaringan)
Proses filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus. Dinding luar kapsul Bowman tersusun dari satu lapis sel epitel pipih. Antara dinding luar dan dinding dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel khusus (prodosit).
Proses filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik (tekanan darah) dan tekanan onkotik (tekanan osmotik plasma), dimulai ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman.
2. Reabsorpsi (penyerapan)
Proses reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan sebagian tubulus kontortus distal.reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitel di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO42-, dan sebagian urea.
Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif. Glukosa dan asam amino direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3- dan H2O terjadi di tubulus kontortus distal.
Proses reabsorpsi dimulai ketika urin primer (bersifat hipotonis dibanding plasma darah) masuk ke tubulus kontortus proksimal. Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus proksimal. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di sekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsopsi Na+ dan air di bawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Di samping reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+, NH4+,  urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin skunder yang memiliki kandungan air, garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
3. Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penimpanan sementara urin.
Urine memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Volume urin normal orang dewasa 600 – 2500 ml/hari, ini tergantung pada masukan air, suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. Produk akhir nitrogen dan kopi, teh, alkohol menpunyai efek diuresis.
2. Berat jenis berkisar antara 1,003 – 1,030.
3. Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (bekisar 4,7-8). Bila masukan protein tinggi, urin menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urin menjadi alkali karena perubahan urea menjadi amonia dan kehilangan CO2 di udara. Urin menjadi alkali pada alkaliosis seperti setelah banyak muntah.
4. Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya urokrom, sedikit urolobin dan hematopofirin. Pada keadaan demam, urin berwarna kuning tua atau kecoklatan, pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urin menjadi hijau, coklat, atau kuning tua. Darah (hemoglobin) memberi warna seperti asap sampai merah pada urin. Urin sangat asam mengendapakan garam-garam asam urat dengan warna dadu.
5. Urin segar beraroma sesuai dengan zat-zat yang dimakan.
 Unsur-unsur dalam urin
1. Unsur-unsur normal dalam urin.
    a. Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia.
    b. Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita 
        diabetes millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi.
   c. Kreatinin dan kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 
       mg/kg pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan.
   d. Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat 
      sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang 
      larut dengan alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia, 
      penyakit hati berat.
  e. Asam amino: hanya sedikit dalam urin. Pada penderita penyakit hati yang lanjut 
      karena keracunan, maka jumlah asam amino yang diekskresikan meningkat.
  f.  Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari masukan.
  g.  Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan.
  h.  Fosfat di urin adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari 
       makanan yang mengandung protein berikatan denagn fosfat.
  i.  Oksalat dalam urin rendah. Pada penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif 
      tinggi.
  j.  Mineral: Na, Ca, K, Mg ada sedikit dalam urin.
  k. Vitamin, hormon dan enzim dalam urin sedikit.

Unsur abnormal dalam urin
Protein: Proteinuria (albuminuria) yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin dengan konsentrasi abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat + 0.5% protein, ini dapat terjadi setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat dari gangguan sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak. Kasus kehamilan disertai Proteinuria sebesar 30-35%. Proteinuria patologis, disebabkan karena adanya kelainan dari organ ginjal karena sakit. Misalnya nefrosklerosis suatu bentuk vaskuler penyakit ginjal, dihubungkan dengan hipertensi arterial. Proteinuria pada penyakit ini meningkat dengan makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria dapat juga terjadi karena keracunan tubulus ginjal oleh logam-logam berat (raksa(Hg), arsen(As), bimut(Bi)).

Glukosa: glukosuria tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi (pertandingan atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak karena diabetes. Galaktosuria dan laktosuria dapat terjadi pada ibu selama kehamilan, laktasi maupun menyapih. Pentosuria terjadi sementara sesudah makan makanan yang mengandung gula pentosa. Benda-benda keton dapat terjadi pada saat kelaparan, diabetes, kehamilan, anestesia eter. Terdapat bilirubin, dan adanya kandungan darah karena kerusakan pada ginjal.


IV.            Alat dan Bahan

Ø  Alat
1.      Tabung reaksi 

2.      Pipet 

3.      Pembakar Spirtus

Ø  Bahan

1.      Urine 


2.      Larutan Benedict

3.      Larutan AgNO3 1-2 tetes


V.                   Cara Kerja
a.       Langkah kerja pengujian glukosa dalam urine
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2.   Diambil 3 mL larutan Benedict’s menggunakan pipet tetes  dan memasukkannya kedalam tabung reaksi
3.      Selanjutnya didihkan larutan Benedict’s tersebut diatas  api  Bunsen spirtus
4.      Ditambahkan 8 tetes uirine  ke  dalam larutan tadi  dan memanaskannya lagi selama 1-2 menit kemudian biarkan dingin
5.      Diamati perubahan warna dan endapan yang terjadi, bila :
ü  Hijau                          : Kadar Glukosa 1 %
ü   Merah                      : Kadar Glukosa 1,5 %
ü  Orange                      : Kadar Glukosa 2 %
ü  Kuning                       : Kadar Glukosa 5 %
b.      Langkah kerja pengujian chloride dalam urine
1.      Dimasukkan 5 mL urine kedalam  tabung reaksi kemudian menetesinya dengan  larutan AgNO3  1-2 tetes
2.      Diamati perubahan yang terjadi, jika terdapat endapan putih menunjukkan adnaya chloride radikal
c.       Langkah kerja pengujian amonia dalam urine
1.      Dimasukkan 1 mL urine kedalam tabung reaksi
2.      Dipanaskan urine tersebut dengan menggunakan Bunsen spirtus
3.      Dicium bagaimana baunya
VI.                Hasil Pengamatan

a.       Hasil pengamtan pengujian glukosa dalam urine
Sampel Urine
Perubahan Warna
Keterangan
Ade Lisna
Biru pekat
Mengandung 0,1% glukosa

b.       Hasil pengamatan pengujian chloride dalam urine
Sampel urine
Ada tidaknya endapan putih
Keterangan
Ade Lisna
Terdapat endapan putih
Terdapat chlorida radikal

c.       Hasil pengamatan ammonia dalam urine
Sampel urine
Bau
Keterangan
Ade Lisna
Tercium bau pesing
Terdapat amonia


VII.                   Pembahasan
a.       Pembahasan glukosa dalam urine
              Adanya kandungan glukosa dalam urine dapat diketahui ketika perubahan warna yang terjadi pada larutan Benedict’s yang sudah dipanaskan kemudian di tetesi urine memiliki warna hijau, merah, orange dan kuning. Namun data yang di dapatkan pada praktikum yang kami lakukan setelah larutan Benedict’s di tetesi urine warna yang di hasilkan yaitu biru pekat artinya urine yang di uji normal atau hanya mengandung kadar glukosa 0,1 %.
b.      Pembahasan chloride dalam urine
              Uji kandungan chlorida dalam urine dapat diketahui ketika terdapat endapan putih pada urine  yang di tetesi dengan larutan AgNO3. Jika terdapat endapan putih pada urine tersebut maka urine mengandung chlorida, namun pada praktikum yang kami lakukan dalam urine yang di tetesi larutan AgNO3 terdapat endapan sehingga urine dikatakan mengandung chloride.
c.       Pembahasan amonia daalam urine

              Uji ammonia dalam urine dapat diketahui jika dalam urine yang sudah di panaskan tidak tercium bau maka urine tersebut tidak normal, tetapi jika urine tersebut tercium bau maka urin tersebut normal. Namun dalam praktikum yang kami lakukan ternyata urine yang sudah di panaskan tersebut tercium bau pesing maka urine tersebut dikatan normal atau terdapat amonia. 


VIII.                   Kesimpulan
a.       Kesimpulan glukosa dalam urine
Dari hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa urine yang di ujikan normal Karena hanya memiliki kandungan glukosa 0,1 %.
b.      Kesimpulan chloride dalam urine
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa urine yang di uji tidak mengandung chlorida karena tidak terdapat endapan.
c.       Kesimpulan amonia dalam urine

Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa dalam urin yang dipanaskan tercium bau, maka urine normal.



DAFTAR PUSTAKA

Nurjaman, Sopyan.2010. Modul Praktikum Fisiologi Hewan. Garut : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Pearce, E.,2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk paramedis.
Gramedia Pustaka Utama


Pertanyaan( Glukosa dalam urine)
1.  Buatlah siklus perubahan glukosa dalam  tubuh dan jelas kan mengapa terjadi  perubahan demikian ?
2.      Bagaimanakah jumlah glukosa dalam darah setelah beberapa saat anda makan
3.       Bagaimanakah hubungannya dengan kadar glukosa optimum darah ?
Jawab
1.      Glukosa berasal dari pemecahan amilum dan maltosa. Glikosa masuk siklus glikolisis menghasilakan asam piruvat, kemudian masuk daur krebs dan transporelektron untuk menghasilkan energi berupa ATP.perubahan ini terjadi agar glukosa mudah di serap dan dapat memberikan energi bagi tubuh. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukosa,hormon yang menargetkan sel-sel di liver (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikosterolisis). Glukosa dilepaskan kedalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah. Apabila level gula darah meningkat, itu mungkin arena perubahan glikogen atau kara proses pencernaan makanan. Hormon yang lain dilepas lepas dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini disebut insulin, menyebabkan organ hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikosterosi, yang mengurangi level gula darah. Perubahan-perubahan teersebut terjadi untuk menjaga keseimbangan atau homeostatis.
2.       Jumlah glukosa dalam darah akan naik beberapa saat setelah makan terkait penyerapan glukosa oleh tubuh. Karena saat kita makan makanan yang megadung karbohidrat, karbohidrat tersebut akan di ubah menjadi glukosa. Hubungan yaitu bahwa ketika beberapa saat setelah makan, terjadi penigkatan kadar glukosa darah dalam tubuh. Dengan naiknya kadar glukosa dalam darah akan merangsang pankreas untuk menghasilakn insulin fungsinya untuk mencegah kenaikan kadar gula darah lebih lanjut. Insulin memasukan gula kedalam darah sehigga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Kelebihan glukosa di dalam bentuk glikogen dalam hati atau otot sehingga kadar glukosa dalam darah tetap dalam keadaan optimum.
3.      Jumlah glukosa dalam darah akan naik beberapa saat setelah makan terkait penyerapa glukosa dalam tubuh karena saat kita makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat, karbohidrat tersebut akan di ubah enjadi glukosa, sehingga jumlah glukosa dalam darah akan tinggi.
            Pertanyaan chloride dalam urine
1.      Chlorida yang terdapat  dalam urine berasal dari apa ?jelaskan !
2.      Apakah chloride selalu  terdapat dalam urine ?
3.      Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada percobaan diatas bila uji tersebut positif !
            Jawaban
1.      Chlorida yang terdapat dalam urine berasal dari makanan yang mengandung garam (NaCl)
2.      Pada tubuh tidak selamanya mengandung klor, karena saat makanan yang di konsumsi tidak mengandung klor, maka dalam tubuh pun tidak mengandung klor atau hanya sedikit. Kandungan klor selain terdapat dalam urine sendiri juga terdapat di dalam makanan dan air.
3.      NaCl ------> Na+ + Cl-
AgNO3 + NaCl ------> AgCl + NaNO3
            Pertanyaan (ammonia dalam urine)
1.      Berasal dari apakah ammonia dalam urine tersebut ?
2.       Enzim apa yang bekerja ?
 Jawab
1.     Ammonia dalam urine berasal dari hasil deaminasi asam amino yang terjadi terutama di dalam hati dan ginjal

2.      Glutaminase mengubah glutamine menjadi asam glutamate


Tidak ada komentar:

Posting Komentar